Mohon tunggu...
Rizky Amalia
Rizky Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - RIZKY AMALIA

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Critical Thinking di Era Revolusi Industri 4.0

15 Juli 2021   21:02 Diperbarui: 15 Juli 2021   21:55 2952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita hidup di zaman industri 4.0, dimana segala aspek kehidupan semakin kompleks dan kompetisi semakin ketat. Era yang menuntut kita sebagai generasi penentu arah bangsa ini untuk memiliki skill ataupun kemampuan yang bisa membawa perubahan dengan cepat, selektif dan efektif.

Pendidikan di era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, bagaimana tidak? Dalam era ini sudah tidak lagi dalam masa pembentukan manusia cerdas namun manusia harus dapat membuat sebuah kecerdasan otak. Dalam hal ini, manusia sudah tidak lagi digunakan kecerdasan otaknya untuk mempelajari dan mengetahui sesuatu. Namun manusia membutuhkan kemampuan critical thinking (berfikir kritis). Kemampuan ini mendorong manusia untuk berfikir lebih kreatif dari sebelumnya, karena dalam berfikir kritis manusia akan selalu mencari kelemahan dan kelebihan akan sesuatu, dan hal ini tentu mendorong manusia untuk lebih berfikir luas.

Critical Thinking atau berpikir kritis merupakan sebuah proses yang disengaja dan dilakukan secara sadar untuk menafsirkan sekaligus mengevaluasi sebuah informasi dari pengalaman, keyakinan, dan kemampuan pengetahuan yang ada. Keterampilan ini mutlak diperlukan oleh semua orang untuk mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.

Critical thinking atau berfikir kritis biasanya diterapkan melalui kehidupan sehari-hari dimana manusia memilik kemampuan atau alat ukur dalam menimbang keputusan melalui analisis dan evaluasi. Manusia sering melakukan pertimbangan terhadap apa yang akan mereka lakukan. kemudian mencari dampak, akibat, keuntungan dan kerugian yang menjadi ciri bahwa manusia sedang berfikir kritis.

Mengapa kita harus berpikir kritis?

Pertama yang paling mendasar ialah agar kita dapat bersikap adil dan merdeka sejak dalam pemikiran. Hal ini sebagai landasan bagi kita untuk membuat keputusan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kedua, meningkatkan rasa percaya diri karena kita sudah mencoba mereduksi bias. Dengan itu kita bisa lebih yakin lagi terhadap argumen kita terhadap suatu topik. Ketiga, agar kita menjadi lebih open minded. Kita akan lebih aware dengan segala sudut pandang dari berbagai perspektif. Keempat, meningkatkan fungsi literasi, karena di sini kita selalu mencoba memahami segala nuansa yang ada. Dan yang terakhir, agar kita terhindar dari manipulasi dari media atau individu dengan berita palsu (hoax).

Setelah kita memahami keuntungan dari critical thinking atau berpikir kritis secara menyeluruh, selanjutnya kita harus mengerti bagaimana cara untuk berpikir kritis. Ketika kita sudah melewati proses memahami, mengidentifikasi, mengobservasi, menganalisis, serta mengevaluasi argumen kita secara sistematis dari segala sudut pandang, maka kita dapat membuat keputusan yang lebih ideal dan efektif serta solutif untuk sebuah permasalahan.

Seseorang yang memiliki critical thinking terbiasa dengan pemikiran yang mendalam dan kritis terhadap segala sesuatu, inovatif, penuh dengan ide-ide baru, informatif dan peka terhadap segala peluang yang ada. Melalui konsep berpikir kritis manusia diharapkan mampu menghindari segala kemungkinan atau keputusan yang berdampak negatif pada orang orang sekitar kita serta masyarakat luas. Sehingga penting untuk menguasai kemampuan critical thinking agar menghasilkan manusia yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun