Mohon tunggu...
Riski Official
Riski Official Mohon Tunggu... Programmer - Programmer

Halo semuanya! Saya Muhammad Jembar Risky. Hobi saya menulis artikel dan artikel lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gampang! Cara Mudah Terlepas dari Lingkaran Doom Spending

28 Oktober 2024   13:07 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:16 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Belakangan ini terdapat fenomena yang sering menghantui finansial remaja dan orang dewasa fenomena itu biasanya disebut Doom Spending. Doom Spending adalah kegiatan membelanjakan uang secara berlebihan (impulsif) untuk memenuhi keinginan semata. Belanja sesuatu tanpa mikir dulu yang mengakibatkan kondisi finansial memburuk atau tidak dapat mengelola keuangan dengan baik. 

Faktor-faktor belanja yang tidak di butuhkan yaitu biasanya terpengaruh oleh media sosial (iklan, promosi dan diskon), belanja untuk kesenangan pribadi yang artinya untuk memuaskan hasrat saja. Belanja yang seperti itu, tidak akan pernah bisa mengelola keuangan sehingga menciptakan perilaku boros. Nah, di bawah ini akan membahas cara mudah terlepas dari lingkaran Doom Spending:

1. Hindari godaan belanja
Seringkali kalau ada barang promo atau diskon biasanya akan langsung membelinya. Tapi, jika barang itu tidak dibutuhkan maka sebaiknya jangan dibeli, karena hal ini akan menjadi kebiasaan yang kurang baik untuk finansial di masa depan. 

Cobalah menahan membeli barang hanya untuk sebatas keinginan, lebih baik membeli barang yang sangat dibutuhkan saja. Membeli barang saat dibutuhkan menjadi kebiasaan untuk dapat bisa mengatur uang dan mengelola emosi sehingga tidak membeli barang hanya untuk kepuasan pribadi.


2. Hemat tetapi tidak pelit
Seringkali kata "hemat" disamakan dengan kata "pelit", ini yang menjadikan kondisi ingin membeli barang yang dibutuhkan tidak jadi membelinya. Maksudnya, keluarkan uang ketika kondisi ingin membeli sesuatu penting, tetapi tidak mengarah ke perilaku pelit. 

Perilaku pelit cenderung ingin mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya tidak mau mengeluarkan untuk keperluan yang penting sehingga menganggap uang itu " lebih baik disimpan jangan dibelikan barang apapun". Beli barang sesuai dengan  kebutuhan yang penting bukan yang penting beli barang.

3. Belanja sesuai kebutuhan bukan keinginan
Lebih baik belanja sesuatu ketika saat dibutuhkan, ini akan membentuk kebiasaan yang baik dan sudah paham cara mengelola keuangan. Belanja harus sesuai dengan yang dibutuhkan bukan cuma keinginan yang hanya menjerumus ke perilaku boros sehingga penting menggunakan uang dan mengelolanya dengan cara yang baik.

4. Menjaga mata agar tidak terpengaruh barang di sosmed
Seringkali belanja barang di sosmed yang tidak dibutuhkan muncul akibat dari iklan, diskon, promo atau hanya ikut tren. Hal itu, membuat keuangan tidak di alokasikan dengan baik, sebaiknya batasi penggunaan media sosial khususnya aplikasi E-commerce untuk tidak melihat barang yang bagus langsung beli, tetapi barang tersebut tidak memiliki manfaatnya sama sekali.

5. Mulailah nabung sejak awal
Menabung adalah kegiatan menyisihkan uang untuk keperluan di masa depan. Mulai ciptakan perilaku yang mendorong untuk dapat menabung seperti ketika di kasih uang  lebih sebaiknya digunakan dulu untuk keperluan yang penting dan jika ada sisanya lebih baik di simpan untuk keperluan dan untuk tetap menjaga finansial di masa depan.

Demikianlah, cara mudah agar terlepas dari lingkaran Doom Spending sehingga kita ciptakan perilaku yang mendorong bijak dalam menggunakan uang dan mulailah menabung sejak awal untuk keperluan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun