Mohon tunggu...
Riski Nurul Amalia
Riski Nurul Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Memiliki hobi dibidang kuliner dn traveling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Risiko Konten Youtube yang Tidak Sesuai Usia

8 Januari 2024   02:48 Diperbarui: 8 Januari 2024   17:24 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Youtube merupakan salah satu media sosial yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan youtube yang berlebihan dapat memengaruhi psikis anak usia dini. Beberapa peneliti menunjukan bahwa platform youtube dapat memengaruhi anak usia dini terutama pada emosi dan perkembangan Bahasa anak. 

Selain itu, pada usia 4-5 tahun, anak sudah memiliki ketertarikan untuk berhubungan dengan orang-oang diluar lingkungannya, sehingga konten yang ditonton cukup berpengaruh dalam komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak mengenai penggunaan media sosial serta memastikan dampaknya bagi Kesehatan psikis anak.

Skibidi toilet adalah salah satu konten di media sosial youtube yang diperkenalkan oleh salah satu animator yang berasal dari Georgia. Dalam kontennya ini ia menceritakan tentang bagaimana  sekumpulan pasukan toilet yang ini menguasai dunia dan ingin mengalahkan pasukan lain. Salah satu kesalahan utama dalam video ini adalah tidak adanya dialog khusus, sehingga tidak ada jalan cerita didalamnya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa video ini tidak layak untuk ditonton karena anak-anak belum bisa mengerti dengan apa yang dimaksud dan serta dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Konten yang diunggah di youtube adalah konten yang menampilkan beberapa adegan mengerikan yang tidak disarankan untuk dilihat oleh anak-anak. Namun,dengan pengunggahan yang  dilakukan pada platform youtube dapat memudahakan siapa saja untuk mengakses konten tersebut terutama anak-anak. Beberapa efek negative dari konten ini adalah banyak anak-anak secara tidak langsung mengikuti beberapa adegan yang muncul dalam konten skibidi toilet atau yang dikenal dengan sindrom skibidi toilet dengan masuk kedalam kardus dengan menyanyikan lagu skibidi toilet bahkan saat tidur sekalipun.

Teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory) adalah salah satu teori yang relevan dengan pembahasan ini karena anak usia dini sangat mudah dipengaruhi oleh tayangan media yang ia tonton sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Teori jarum suntik memiliki tiga asumsi dasar seperti: media massa secara langsung, cepat, memiliki efek yang kuat terhadap khalayak. kedua, media massa dianggap lebih pintar dan lebih segalanya diri khalayak. Ketiga, Khalayak dianggap sebagai kumpulan orang homogen dan pasif sehingga lebih mudah menerima apapun yang diberikan oleh media begitu saja dan menjadi budaya baru dalam kehidupan mereka.(Musfialdy & Anggraini, 2020)

Harold Lasswel berpendapat bahwa khalayak memiliki sifat pasif dan rapuh. Ia menjelaskan beberapa asumsi dengan membandingkan media menjadi sebuah peluru, ia menyatakan bahwa media massa adalah peluru yang ditembakan dari sebuah senjata begitu pula cara media massa menembakan pesannya pada khalayak. sama halnya dengan konten skibidi toilet yang ditonton oleh anak-anak sehingga dapat mengganggu Kesehatan psikis mereka. (Musfialdy & Anggraini, 2020)

Oleh karena itu, solusi agar anak terhindar dari konten-konten yang tidak layak ditonton yaitu: Memanfaatkan aplikasi yang menyediakan filter konten yang lebih aman dan sesuai dengan usia anak. Hal ini dapat membantu orang tua untuk memberikan Batasan akses terhadap konten yang ingin diakses oleh anak. Adanya pembatasan waktu layar (screening time) serta memilah konten yang diakses oleh anak. Hal ini dapat membantu orang tua dalam mengatur waktu yang dihabiskan anak didepan layar dengan memastikan waktu yang diberikan cukup bermanfaat serta membantu tumbuh kembang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun