Mohon tunggu...
Rizki Maulidiantiputri
Rizki Maulidiantiputri Mohon Tunggu... Lainnya - Administrasi Pendidikan

Mahasiswa Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketidakhadiran Guru dalam Mengajar Menjadi Kacau

13 April 2022   14:35 Diperbarui: 13 April 2022   14:38 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian.

Keteladanan guru dapat dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Selain keteladanan guru, kedisiplinan guru juga menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan pendidik. Fakta dilapangan yang sering kita jumpai disekolah yaitu banyaknua kurang disiplinnya guru, terutama masalah disiplin guru masuk ke dalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran di kelas.

Kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tangung jawab. Kedisiplinan guru adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Peningkatan disiplin guru dalam kehadiran mengajar di kelas sangat perlu diperhatikan. Menurut pendapat Hasibuan 2005, waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan guru di sekolah. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.

Seperti yang saya bisa jelaskan sebagai contoh yaitu permasalahan yang ada di Mts  disekitar rumah saya yaitu kurangnya disiplin dalam kehadiran mengajar dikelas membuat peserta didik menjadi terbengkalai dalam proses belajar mengajar. Karna di Mts  masih banyak yang mempunyai sertifikasi jadi bagi guru yang menggantungkan kehidupannya dan mengharapkan gaji dari honorer itu tidak mencukupi biaya hidupnya, jadi kebanyakan sebagian dari honorer tersebut masih banyak yang suka tidak hadir / izin karna mencari kerjaan selain honerer. Dan sebenarnya ada maksud dari permasalahan  kenapa kurang disiplinnya guru hadir dikelas mengajar karna di mts tersebut masih serba kekurangan.

Sebenarnya dapat diketahui bahwa kehadiran guru bukan hanya sekadar hadir di dalam kelas untuk mengajar. Tetapi harus  bisa menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. maka pembelajaran tersebut hanya akan ada apabila guru dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. 

Apabila disiplin guru telah dilaksanakan dengan baik dan kinerja guru juga baik, serta didukung oleh faktor-faktor lain yang mendukung maka akan tercipta kondisi sekolah yang kondusif yang pada akhirnya tujuan sekolah untuk menjadi sekolah yang bermutu akan dapat tercapai. 

Banyak sekali  siswa  yang sering mengeluh karna  ketidakhadiran guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tetapi tidak pula asing kita dengan siswa mengeluh tentang adanya guru yang menyampaikan pelajaran kurang dari waktu yang telah ditentukan, atau menyampaikan materi seadanya. Yang ironisnya, ada pula guru yang menuliskan kehadirannya di kelas padahal sebenarnya ia tidak menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Hal seperti ini tentu sangat mengecewakan siswa yang serius untuk mengikuti pembelajaran.

Banyak sekali  siswa  yang sering mengeluh karna  ketidakhadiran guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tetapi tidak pula asing kita dengan siswa mengeluh tentang adanya guru yang menyampaikan pelajaran kurang dari waktu yang telah ditentukan, atau menyampaikan materi seadanya. Yang ironisnya, ada pula guru yang menuliskan kehadirannya di kelas padahal sebenarnya ia tidak menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Hal seperti ini tentu sangat mengecewakan siswa yang serius untuk mengikuti pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun