Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman. Kurikulum pesantren perlu dipadukan dengan pendidikan umum, seperti sains, teknologi, dan kewirausahaan. Melalui cara ini, santri tidak hanya mempunyai pengetahuan yang intens tentang ajaran agama, akan tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-haro.Â
Misalnya, mengajarkan keahlian digital kepada santri agar mereka dapat menyesuaikan perubahan zaman dan mampu menghadapi dunia kerja dimasa mendatang.
Selain itu, pengembangan sumber daya manusia di lingkungan tenaga pendidik pesantren juga faktor utama. Pesantren perlu mengadakan pelatihan untuk para tenaga pendidik agar mempunyai kemampuan yang baik mengenai metode belajar modern serta kemampuan untuk menerapkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
 Pelatihan berkala dan kerja sama dengan lembaga pendidikan lain, baik di dalam maupun luar negeri, dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar di pesantren. Tenaga pendidik yang berkualitas akan mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan global.
Kerjasama dengan banyak pihak, termasuk pemerintah, sector swasta, dan masyarakat, juga merupakan langkah strategis yang perlu diperhatikan. Pesantren dapat menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan untuk program magang, pelatihan, atau kegiatan seminar yang dapat menambah pengalaman santri. Selain itu, kerjasama dengan pihak pemerintah terkait pembiayaan dan dukungan program pendidikan juga sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program yang sedang dijalankan.
Tidak hanya aspek pendidikan yang diperhatikan, pesantren juga harus memperhatikan pengembangan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Akses terhadap teknologi informasi yang memadai, lingkungan belajar yang nyaman serta fasilitas olahraga dan ruang kesehatan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di pesantren.Â
Investasi sarana prasarana ini tidak hanya meningkatkan daya tarik seseorang untuk belajar di pesantren, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan mereka.
Dalam konteks sosial, pesantren memiliki peran penting dalam membangun kesadaran sosial dan kepedulian di kalangan santri. Dengan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kepedulian sosial, serta tanggung jawab, pesantren dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun juga mempunyai empati dan kepetulian terhadap masyarakat sekitar.
Kegiatan sosial, seperti pengabdian pada masyarakat dan program-program kemanusiaan harus menjadi komponen yang tidak terpisahkan dari kurikulum pesantren.
Di sisi lain, tantangan yang dihadapi pesantren dalam menghadapi era bonus demografi juga cukup besar. Persaingan antar institusi pendidikan lain, baik institusi formal maupun non formal semakin ketat. Oleh karena itu, pesantren perlu berinovasi dan beradaptasi agar tetap sesuai dengan era demografi. Membangun citra positif serta meningkatkan visisbilitas pesantren di masyarakat juga krusial, agar orang tua dan calon santri mempercayai dan menjadikan pesantren sebagai pilihan pendidikan yang berkualitas.
Dalam upaya mencapai optimalisasi perencanaan strategis, evaluasi dan monitoring menjadi hal yang tidak kalah penting. Pesantren perlu melakukan kegiatan evaluasi secara rutin untuk program dan kurikulum yang diimplementasikan, evaluasi ini digunakan untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu dibenahi.