Malang (5 Juli 2021). Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara umum tampak belum mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya kecakapan tenaga pengajar dalam memberikan pemaparan materi yang komprehensif kepada para siswa. Berkaca pada kondisi tersebut maka tim pengabdian jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang yang digawangi oleh Joan Hesti Gita Purwasih S.Pd M.Si, Seli Septiana Pratiwi S.Pd M.Pd dan Deny Wahyu Apriadi S.Ant M.A mencoba untuk menjawab persoalan tersebut melalui kegiatan pengabdian yang ditujukan kepada para alumni yang saat ini bekerja sebagai tenaga pengajar khususnya pada mata pelajaran sosiologi di tingkat SMA.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan untuk memberikan manfaat bagi para stakeholder terkait. Universitas Negeri Malang sebagai salah satu institusi tinggi yang bertugas mencetak tenaga pengajar yang profesional mempunyai misi untuk dapat memberikan sumbangsih pengetahuan kepada masyarakat secara luas. Oleh karena itu, melihat kurikulum di Indonesia yang terus mengalami perubahan dalam bingkai penyempurnaan maka kegiatan pelatihan kepada tenaga pengajar dianggap perlu untuk terus dikembangkan secara berkelanjutan.
Secara nyata alumni merupakan sebuah aset yang sangat berharga bagi perguruan tinggi dan memiliki peran penting dalam menjaga nama baik institusi. Alumni menjadi bagian tak terpisahkan dari proses utama pendidikan tinggi yang dapat memberikan kontribusi, baik di bidang akademik maupun bidang non-akademik. Melihat pada hal tersebut, maka program pengabdian dengan judul “Membangun Kompetensi Alumni dalam Mengembangkan Soal Sosiologi Berbasis Literasi dan Numerasi” ini merupakan salah satu jawaban atas permasalahan yang ada. Kegiatan pengabdian ini dilakukan secara daring/online melalui media google meet dan dilaksanakan selama tujuh pertemuan yang berlangsung sejak tanggal 5 – 13 Juli 2021. Kurang lebih 20 orang alumni Jurusan Sosiologi FIS UM yang saat ini bekerja sebagai tenaga pengajar ikut serta sebagai peserta dalam kegiatan ini.
Ketua kegiatan pengabdian yakni Joan Hesti Gita Purwasih S.Pd M.Si menegaskan bahwa proses pelatihan yang diberikan kepada para alumni secara nyata merupakan salah satu bentuk peningkatan kompetensi yang akan memberikan efek positif bagi tanaga pengajar. Hal ini terkait dengan kebijakan terkini yang diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai empat pilar kebijakan “Merdeka Belajar” yang salah satunya adalah meskipun UN dihapuskan dan terakhir dilaksanakan pada tahun 2020, bukan berarti sistem evaluasi capaian pembelajaran berhenti. Namun system ini kemudian lebih familiar kita kenal dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang berfungsi untuk mengukur kemampuan dasar terkait literasi, numerasi, dan budipekerti pada siswa.
Salah satu peserta kegiatan yakni M. Yusuf yang merupakan salah satu tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Sumber Pucung Kabupaten Malang mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan ini sangat berguna dan sedikit banyaknya telah menambah wawasan para guru terkait asesmen kompetensi minimum sehingga akan lebih memudahkan dalam proses realisasinya kepada para siswa. Kemampuan tenaga pengajar dalam memahami dan mencermati pola asesmen merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan sehingga pelaksanaan kegiatan pelatihan semacam ini sangat diperlukan dan semoga dapat berlangsung secara kontinyu atau berkelanjutan. *
Editor : Jojo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H