Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kini Saatnya Aku Menjadi Manusia

12 Agustus 2024   00:54 Diperbarui: 12 Agustus 2024   00:55 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjelasan lanjutan dari kalimat "kini saatnya aku menjadi manusia" dapat dikaitkan dengan konsep eksistensi yang telah dijelaskan sebelumnya. Dalam konteks ini, menjadi manusia bukan hanya soal eksistensi fisik atau biologis, melainkan soal memahami dan menyadari posisi kita dalam sistem eksistensi yang lebih luas.

Menjadi manusia berarti menyadari peran kita sebagai makhluk dinamis dalam hubungan dengan Wujud Mandiri, yaitu Allah SWT. Ini mengimplikasikan bahwa untuk benar-benar menjadi manusia, kita harus mengenali keterbatasan kita dan kebutuhan kita terhadap Wujud Mandiri. Dalam wujud dinamis kita, kita memiliki permulaan dan akhir, kita berubah dan berkembang, tetapi semua ini bergantung pada sesuatu yang lebih besar---yang tidak berubah, yang kekal.

Menjadi manusia juga berarti mengakui tanggung jawab eksistensial kita. Kita tidak hanya ada untuk diri kita sendiri tetapi untuk menjalankan peran yang ditetapkan oleh Wujud Mandiri. Ketika kita mengatakan "kini saatnya aku menjadi manusia," kita mengakui bahwa kita siap untuk memahami tujuan keberadaan kita, yaitu hidup sesuai dengan fitrah kita, menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, dan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus berorientasi pada kebenaran dan kehendak-Nya.

Dengan kata lain, menjadi manusia sepenuhnya berarti melangkah ke dalam kesadaran spiritual dan eksistensial yang lebih tinggi. Ini adalah saat kita mulai melihat hidup kita dalam perspektif yang lebih luas, memahami keterhubungan kita dengan Tuhan, dan menjalani kehidupan yang bukan hanya berdasarkan keinginan dan kebutuhan material, tetapi juga berdasarkan nilai-nilai moral dan spiritual yang tinggi.

Dalam hal ini menjadi manusia adalah seruan untuk bertindak dan hidup dengan kesadaran penuh akan hubungan kita dengan Tuhan sebagai Wujud Mandiri, dan untuk menjalani kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya. Ini adalah panggilan untuk memanfaatkan kemampuan berpikir, merenung, dan memahami, sehingga kita dapat hidup sebagai makhluk yang benar-benar sadar akan tujuan eksistensialnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun