Mohon tunggu...
Riski
Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha belajar untuk menjadi pelajar yang mengerti arti belajar

Ada apa dengan berpikir?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Metropolitan; Bagaimana Perasaan Kalian Tentangnya?

16 Maret 2024   17:26 Diperbarui: 16 Maret 2024   17:26 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman pertama menjalani hidup di kota adalah pengalaman yang begitu menguji nyali. Karena di sini kehidupannya sangat keras, jika kita tidak berusaha keras dalam melakukan sesuatu maka kita bisa mati kelaparan di sini. Kehidupan kota dan kampung sangatlah berbeda jauh. 

Di kota tingkat kelaparan lebih besar, sedangkan di kampung tingkat kelaparan sangat kecil. Di kampung, jika kita ingin makan namun tidak memiliki uang untuk membeli makanan, tetangga yang bersebelahan rumah akan kemudian membagi makannya, tanpa kemudian di minta terlebih dahulu. Sedangkan di kota jika kita tidak memiliki uang untuk makan kita dipaksa untuk mengemis---sebab, kepekaan orang-orang kota sangatlah kecil terhadap sesama.

Dulu, sebelum di kota ini, aku pernah berkhayal lebih tentang suasana Jakarta. Aku sempat membayangkan kota Jakarta adalah kota yang sangat indah, kota yang memiliki pemandangan yang indah, Gedung-gedung besar dan megah, masyarakat yang ramah-ramah, serta suasa kota yang mengasikkan. Namun, semenjak aku sampai di Jakarta dan hidup di dalamnya, ternyata aku baru sadar bahwa apa yang aku pikirkan tentang Jakarta tidak semuanya sesuai dengan harapan aku. 

Misalanya; keramahan, sebelumnya aku sempat berpikir bahwa di Jakarta orang-orangnya itu ramah-ramah. Ternyata ketika aku sampai di sini, aku melihat hampir tidak ada keramahan di di kota ini, baik itu antara satu orang dengan orang yang lainya, atau antra satu kelompok dengan kelompok lainnya. Belum lagi kita akan menemukan kemacetan yang begitu parah, polusi yang tersebar dimana-mana, korupsi dimana-mana, dan juga sampah-sampah yang berserakan, serta masih banyak yang lainnya. 

Itulah Jakarta, kota yang megah tapi sebenarnya adalah mati. Namun, meski ada sebagian besar apa yang aku pikirkan tentang Jakarta tidak sesuai dengan faktanya, aku tetap menimati kota ini. Karena kota ini banyak mengajarkan aku ari hidup.

Jadi, untuk teman-teman yang sangat pingin menikmati suasana kota, pikir-pikir dulu ya, jangan sampai nanti kamu menyesal kemudian saat telah sampai di kota. Karena kehidupan di kota itu sangat berat loh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun