Sampai sekarang, sejarah masa lalu kita masih menjadi anganku yang terus meraung meminta diputar kembali.Â
Aku terlalu bodoh jika memintanya tuk mengulangi semua ini. Egoku pun terlalu tinggi untuk menyapanya. Mungkin kita takkan pernah bersama lagi, atau mungkin kita takkan saling mengenal lagi.
Tak pernah terpikir akan seperti ini akhirnya, aku kamu layaknya orang asing yang tak saling mengenal. Kita tak seperti dulu, yang selalu bersama tiap detiknya, seperti ada lem yang melekat antara kita dan sulit tuk dipisahkan.
Jujur saja aku rindu akan semua hal tentangmu. Setiap detiknya bersamamu ingin ku putar kembali, ingin ku ulang agar aku tak membuat kesalahan padamu, agar kita tak seperti ini akhirnya.
Memelukmu erat agar kau takkan pernah pergi jauh dariku, apakah masih ada kesempatan tuk melakukan itu? Atau kau tak pernah sudi untuk aku melakukan itu padamu? Apakah kau memikirkan hal yang sama denganmu?
Apakah kita bisa saling mengajarkan pelajaran yang kita tak saling mengerti seperti dulu? Apakah kita bisa tertawa bersama seperti dulu? Apakah kita bisa melewati hari bersama seperti dulu? Apakah kita bisa saling memaafkan? Ah memikirkan semua ini akan membuatku semakin rindu padamu.
Sudahlah mungkin semua ini rencana terindah Allah untuk kita, untuk kamu dan aku menjadi lebih baik dikemudian hari. Percaya akan janji Allah, jika kita memang ditakdirkan bersama dikemudian hari, aku dan kamu tak mungkin terpisahkan kecuali maut yang memisahkan kita.
Bandung, Hari Kartini, 21 April 2016
Teruntuk sahabatku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H