Mohon tunggu...
Dananto Riski
Dananto Riski Mohon Tunggu... Relawan - Belajar dari masa ke masa

Aktivis Sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daging Kurban yang Menyapa Mualaf di Pelosok Negeri

24 Juni 2022   17:25 Diperbarui: 24 Juni 2022   17:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ACTNews, BELU -- Menunaikan ibadah kurban melalui Global Qurban memiliki maslahat yang luas. Di mana kurban didistribusikan hingga ke pelosok negeri dan sapa muslim minoritas, seperti ke Belu, NTT, yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Pada pelaksanaan kurban tahun 2021 lalu, Fernanda Fatimah, seorang mualaf di Dusun Aitaman, Desa Manleten, Belu, sangat bahagia menerima daging kurban dari para dermawan. Pasalnya, ekonomi Fatimah tergolong prasejahtera, sehingga sulit baginya membeli daging.

"Kami orang seperti ini (prasejahtera) makan daging, dapat uang dari mana, Pak? Paling kita makan jagung dan sayur-sayuran saja. Ya hanya kurban saja kami makan daging," ungkap Fatimah.


Selain di Desa Manleten, daging kurban di tahun 2021 lalu juga menyapa mualaf di Desa Sukabitetek (Leuntolu), Kecamatan Raimanuk, Belu. Desa ini merupakan tempat tinggal warga eks Timor Timur yang memilih menjadi WNI.

Salah seorang eks warga Timor Timur Muhammad Yazid mengatakan, dirinya jarang membeli daging karena harga yang mahal. Tetapi kehadiran daging kurban yang didistribusikan Global Qurban membuat Yazid selalu merasakan daging kurban tiga tahun terakhir.

"Kami bersyukur, Global Qurban-ACT selalu perhatikan kami mualaf dari Timor Timur, itu kami berterima kasih banyak. Kadang-kadang kita makan daging, ya kalau punya uang saja. Kalau daging di sini mahal, jadi makan daging setahun sekali lah begitu," ungkap Yazid.

Jarak Desa Manleten ke perbatasan Indonesia-Timor Leste 13 km melalui Jalan Trans Belu dan dapat ditempuh selama 24 menit menggunakan sepeda motor. Sementara Desa Sukabitetek ke perbatasan Indonesia-Timor Leste 27 km.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun