Sejak memasuki status Siaga, masyarakat yang berada di radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi diimbau pemerintah untuk meninggalkan rumah (mengungsi) sampai status aman.
Sejak saat itu, Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap dan Masyarakat Relawan Indonesia (ER ACT-MRI) Jawa Tengah melakukan upaya asesmen terhadap kondisi erupsi Gunung Merapi dan distribusi bantuan kemanusiaan.
"Beberapa program yang dilakukan yaitu pemeriksaan lokasi terdampak dan yang berpotensi terkena bencana, lalu pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD), distribusi bantuan beras wakaf, dan makanan untuk para pengungsi, ungkap Hamas Rausyanfikr selaku Head of Program ACT Jateng (12/11).
Sebelumnya, Sejak Jum'at (6/11) tim Relawan MRI Magelang raya sudah bergerak melakukan pendampingan dan pendistribusian logistik untuk pengungsi di beberapa posko.
Menurut data yang dihimpun oleh BPBD di hari Rabu (11/11) pukul 18.00 WIB, jumlah pengungsi mencapai 836 Jiwa. Mereka merupakan warga Desa Paten, Krinjing, Ngargomulyo dan Keningar, Kecamatan Dukun. Tersebar di 5 Posko Induk pengungsian di wilayah Kecamatan Mertoyudan dan Muntilan.
Selain itu, Saiful selaku komandan posko MRI di Magelang setiap hari selalu memastikan timnya terlibat di  dapur umum dan mendampingi anak-anak SD sampai SMP. "Relawan mengajak anak-anak pengungsi untuk tetap bisa belajar dengan ceria, beberapa kegiatan Psiko-Edu-Sosial dalam bentuk Games seperti bermain ular tangga besar dan puzzle terus digalakan. Pemenuhan kebutuhan rohaniah juga tetap diberikan seperti mengaji bersama," tambah Saiful.