Temuan ini berada dititik kordinat 0354'52.01'' LS,12232'18,2" BT, Mdpl 319 dengan arah hadap ke utara. Meriam ini di temukan di kawasan Kel. Nii Tanasa, Kec. Lalonggasumeeto, Kab. Konawe. Pada objek meriam yang kami amati wujud meriam ini berbentuk lonjong, panjang.
Mempunyai dua lubang di depan dan di belakang dua-duanya sama besar, mempunyai pegangan yang berada pada posisi barat dan timur dan kondisi meriam tersebut sudah berkarat, berlumut dan di bawah meriam terdapat batu sebagai landasan meriam. Dari hasil wawancara kami kepada warga Desa Nii Tanasa bahwa meriam ini adalah buatan portugis.
Dari bentuknya, meriam dibedakan menjadi tiga macam, yakni meriam  bumbung, meriam coak, dan meriam lela. Meriam bumbung berbentuk seperti  bumbung, yakni pipa yang terbuat dari bambu.
Sementara meriam coak, mendapat nama itu karena bagian pangkal meriam  terbuka atau terkuak. Dalam dialek Betawi terbuka atau terkuak disebut  coak.
Bentuk ketiga disebut meriam lela. Ukurannya lebih kecil daripada  meriam-meriam di atas, namun modelnya menarik. Meriam lela digunakan dan  dibunyikan pada saat upacara, misalnya dalam pengangkatan seorang raja,  menerima tamu penting, melamar calon pengantin, dan menghormati  kematian orang terpandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H