"Bass-nya ada di KPK. Kemungkinan dilelang, kita serahkan ke Kemkeu untuk lelang. Dan pak Jokowi bisa memilikinya lagi tapi jadi lebih mahal kan," kata Giri Supradiyono kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/5). (tribunnews)
Keputusan KPK untuk menyita bass Jokowi ini patut diacungi jempol satu, jempol dua jika KPK juga berani menyita penghargaan kepada SBY, yang juga tergolong "gratifikasi".
Melihat KPK menyita bass Jokowi, para pengamat komunikasi politik mungkin akan berpikir ada "persengkokolan" antara jokowi dan KPK. Namun, penulis melihat KPK masih netral, KPK hanya sedang apes saja karena terlanjur masuk dalam "jebakan" Jokowi. Ya, "skenarionya" adalah Jokowi mendapatkan gratifikasi gitar bass dari metalica yang akan tampil di Jakarta.
"Skenario" ini mau tidak mau menempatkan Jokowi pada posisi harus melaporkan gitar bass-nya kepada KPK, Jokowi sempat ragu tetapi kemudian mampu obyektif dan sadar diri bahwa gitar tersebut menang seharusnya dilaporkan, sukses dicitrakan: Jokowi mampu menahan hawa nafsu. Setelah dilaporkan kepada KPK untuk diselidiki, KPK "dipaksa" untuk menyita dan merubah status kepemilikan gitar tersebut menjadi milik negara karena secara motif, besar, dan efek pemberian tersebut dapat mengarah kepada suap. Keputusan ini "diskenariokan" Â direspon Jokowi dengan sangat legowo, nerimo, pasrah dan ksatria, sukses dicitrakan: jokowi hebattt.
Oh, strategi yang cantik dari Jokowi, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai penyusun strategi yang ulung, komunikasi politiknya luar biasa. Strateginya hanya bermodal satu gitar bass, mampu dimaksimalkan untuk "menyuap" KPK agar mau meningkatkan citra dan elektabilitas Jokowi lewat drama pelaporan, penyitaan dan pelelangan benda kesayangannya.
Berapa harga sebuah gitar bass, dibandingkan dengan citra yang didapatkan oleh Jokowi yang legawa gitar bass-nya diambil dan akan dilelang oleh KPK. Luar biasa, standing applaus for Jokowi the real President.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H