Mohon tunggu...
Riski Ramadani
Riski Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Hallo , Saya Riski Ramadani, suka meneliti di bidang instrumentasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UNESA Mengagas Inovasi Laboratorium Metaverse Futuristik: MSSL Memperkenalkan Era Baru Pembelajaran Sains

3 November 2023   08:47 Diperbarui: 3 November 2023   09:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIM PINGUIN BERDEBU UNESA (Dok. pribadi)

Dalam menghadapi tantangan kompetensi sains generasi muda di Indonesia, tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan terobosan revolusioner. Pada tanggal 1 November 2023, Cahyo Febri Wijaksono, Riski Ramadani, dan Muhammad Luqmanul Hakim, mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, menggagas konsep Metaverse-Smart Science Laboratory (MSSL). Laboratorium sains futuristik ini tidak hanya berada dalam bentuk konsep, melainkan telah terwujud dalam platform metaverse yang memungkinkan pengalaman pembelajaran sains yang mendalam dalam bentuk virtual.

Menanggapi rendahnya tingkat kemampuan sains peserta didik di Indonesia, Cahyo Febri Wijaksono, ketua dari tim penggagas konsep MSSL, menjelaskan bahwa inisiatif mereka bermula dari hasil survei PISA pada tahun 2018 yang menunjukkan peringkat Indonesia yang sangat rendah dalam hal kemampuan sains. Dalam upaya memperbaiki situasi tersebut, MSSL menciptakan solusi dengan menggabungkan teknologi metaverse dengan perangkat wearable Teslasuit dan kecerdasan buatan (AI).

MSSL tidak sekadar laboratorium sains virtual biasa; konsep ini mengintegrasikan tiga jenis laboratorium sains, yaitu laboratorium fisika (Haptic Physics Universe - HPU), laboratorium kimia (Haptic Chemical Universe - HCU), dan laboratorium biologi (Haptic Biosphere Universe - HBU). Salah satu tantangan utama dalam menggunakan fasilitas virtual adalah keterbatasan interaksi fisik. Namun, MSSL berhasil mengatasi hambatan ini dengan integrasi Teslasuit, sebuah perangkat wearable yang mengenakan pakaian dengan sensor Inertial Measurement Unit (IMU) untuk memberikan umpan balik fisik kepada pengguna. Dengan Teslasuit, peserta didik dapat merasakan sensasi sentuhan fisik dengan tekstur dan detail yang nyata selama eksplorasi dalam laboratorium virtual.

Tidak hanya itu, MSSL juga didukung oleh kecerdasan buatan (AI) yang meningkatkan efisiensi dan akurasi kinerjanya. Integrasi AI memungkinkan MSSL untuk melakukan pemrosesan data kompleks dan mempelajari pola-pola dalam dataset besar. Keberadaan kecerdasan buatan juga memungkinkan penyesuaian adaptif terhadap kebutuhan pengguna, menciptakan pengalaman pembelajaran yang personal dan efektif.

Dosen pembimbing mereka, Bapak Muamar Zainul Arif, S.Pd., M.Pd. dari prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin, menyatakan bahwa MSSL adalah langkah revolusioner dalam pembelajaran sains. "MSSL bukan hanya laboratorium cerdas, tetapi juga merupakan titik awal bagi perkembangan kompetensi sains peserta didik di masa depan. Inovasi ini membawa pendekatan baru dalam pendidikan sains, menciptakan lingkungan belajar yang menarik, interaktif, dan relevan dengan perkembangan teknologi saat ini," ujarnya.

Dengan MSSL, harapan untuk mengatasi rendahnya kompetensi sains generasi muda di Indonesia semakin nyata. Inovasi ini membuka pintu menuju masa depan pendidikan sains yang lebih baik, di mana teknologi dan kecerdasan buatan menjadi alat pembelajaran yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun