Di saat inilah saya membutuhkan egoisme untuk diri saya sendiri. Rasa untuk bisa mengutamakan kepentingan diri saya sendiri. Rasa untuk mencapai bahagia saya sendiri tanpa perlu memperhitungkan orang lain di muka bumi.
Tubuh ini adalah milik kita sendiri. Sayangi dan cintai untuk diri kita sendiri. Mempercantik diri bukan untuk mencari perhatian dan pujian diri. Merawat diri sebagai kewajiban yang patut untuk dijalani.
Tak peduli pahit manis yang sedang kita hadapi, tubuh ini layak untuk dijaga dengan baik. Karena sekali lagi, tubuh ini milik kita sendiri. Bukan bergantung pada suasana hati.
Saat hati merasa tak baik-baik saja, tak usah memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja. Hati juga layak untuk diberi waktu untuk menyendiri dan menyembuhkan lukanya sampai pulih kembali. Bukan untuk dipaksa tegar hanya karena ingin terlihat kuat.
Ketika hati sedang tak baik, ragapun ikut bertindak mengikuti hati. Memaksakan diri untuk tertawa dikala untuk membuka bibir saja sebenarnya sudah tak bertenaga. Setidaknya berikan raga kita ruang untuk rehat agar tidak perlu berpura-pura saat hatinya sedang luka.
Terkadang kita selalu berpikir tentang bahagia dalam wujud yang universal. Tentang hal-hal yang terlihat menyenangkan di mata orang kebanyakan. Namun pernahkan kita berpikir tentang apakah bahagia itu benar-benar kebahagian buat diri kita sendiri?
Apakah hati, jiwa, dan raga kita pernah merasa sakit? Apakah ada hal dari diri kita yang dikorbankan?
Sungguh jarang rasanya kita memikirkan hal-hal demikian. Ketika sebenarnya kebahagian untuk diri sendiri adalah sesuatu yang layak untuk diperjuangkan.
Bukan artinya kita bisa semena-mena dan mementingkan diri kita diatas segalanya, namun ada kalanya kita butuh memusatkan perhatian pada diri kita sendiri. Bukan untuk menyenangkan hati orang lain, bukan untuk mengikuti kemauan orang lain, atau bukan untuk terlihat kuat dimata orang lain.
Kita butuh tahu perihal kebutuhan diri kita sendiri. Kita butuh mencintai diri kita sendiri. Dan ketika ada duka atau luka yang sedang kita hadapi, kita tetap bisa menjaga diri kita sendiri. Karena kita tahu bahwa yang bisa menjaga dan menguatkan hanyalah diri kita sendiri, sie pemilik hati,jiwa dan tubuh ini.
Sedih, hancur, goyah, lemah adalah hal-hal yang manusiawi. Tak perlu merasa kalah saat mengalami situasi-situasi seperti ini. Tak apa untuk tidak baik-baik saja. Jangan memaksakan diri.