Suatu hari ada seorang guru bercerita mengenai berantri dan bisa matematika. Kisah ini telah dibagikan oleh ribuan orang, termasuk orang tua dan pendidik. Seorang guru Australia berkata, ``Kami tidak terlalu khawatir ketika anak-anak sekolah dasar buruk dalam pelajaran matematika. Kami disini jauh lebih takut jika anak tidak tau adab dalam berantri. Melatih anak belajar matematika bisa  secara intensif selama beberapa bulan dan mereka dapat sudah bisa mencobanya. Sementara kita mengajarkan anak melatih untuk mengantri bisa sampai bertahun-tahun dan selalu untuk diigatkan pelajaran yang sangat berharga dibalik proses mengantri. Sekarang ini Sebagian kecil saja anak-anak yang ingin belajar matematika. Sementara yang lain igin lebih tau pentingnya etika moral dan pelajaran berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak nanti.
Jadi disimpulkan cerita diatas bahwa mengajarkan berharganya  mengantri dianggap lebih sulit dibanding mata pelajaran matematika yang sudah mendapat julukan paling sulit. Sebab manfaat dari kebiasaan antri bisa dirasakan seumur hidup.
Jadi pentingnya perkembangan moral anak usia dini harus diajarkan sedini mungkin agar anak sudah terbiasa di masa kecilnya diajarkan seperti itu dan masih mudahnya untuk di arahkan utuk dimasa depannya menjadi lebih berguna di lingkungannya.
Guru sebagai proses Pendidikan perkembangnya anak  yang harus mengerti secara baik dan benar untuk mempraktikan pembelajaran sesuai dengan perkembangan usia anak didik itu sendiri, sebab kesalahan dalam proses akan memberikan kegagalan dalam hasil. Guru tidak hanya berpedoman kepada kurikulum tetapi juga harus menguasai berbagai macam teori dengan memanfaatkan berbagai media demi keefektifan dalam proses belajar dan mengajar tanpa mengajarkan pemahaman dalam etika moral pada anak.
Oleh karena itu guru mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pengarahan dan penjelasan kepada anak tentang sikap perilaku yang baik dan buruk serta akibat dari perbuatan dengan cara yang menyenangkan,seperti  suatu proses pembelajaran berlangsung maupun saat anak bermain, belajar mengantri, tidak boleh medahului temannya,  selalu mau. Dalam proses pembelajaran guru lebih memberikan bimbingan dan arahan terhadap sikap perilaku sehari-hari agar terbiasa melakukan etika moral pada anak.
Seperti yang sudah di katakan oleh piaget bahwa pada tahap pertama Seorang anak kecil pada masa ini, selalu  dihadapkan  terhadap  perintah  atau ajaran orang tua atau orang dewasa lainnya yang memberi pengetahuan kepada mereka tentang mana yang salah dan mana yang benar. Pada tahap ini, seorang anak akan berpikir bahwa melanggar aturan maka  selalu  akan dikenakan hukuman dan setiap orang  yang  jahat atau berbuat salah padaa khirnya  akan  dikenakan  hukuman.  Selain  itu juga,  Piaget  tegas pada anak usia dini akan menilai sebuah perilaku yang jahat itu hal yang  akan mendapatkan  konsekuensi  dan  dampak  negative. Dan tahapan kedua pada perkembangan moral, anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya. Tahapan ini biasanya dimulai pada usia 7-8 tahun dan berlanjut hingga usia 12 dan lebih. Konsep anak tentang keadilan yang mulai berubah. Mengetahui mana yang benar dan salah, yang diajari dari orang tua, dengan tahapan. Akibatnya, anak mulai mempertimbangkan keadaan yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral anak.
Dalam pembentuk tingkah laku anak untuk pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dapat mempersiapkan sikap dan perilaku anak agar dapat menerima dilingkungan sekitarnya. Pembiasaan harus perlu dilakukan dengan pengendalian diri sendiri. Kemampuan ini memungkinkan anak dapat melihat tingkah laku yang dapat diterimanya. Hingga anak dapat menyadari bahwa dirinya memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Mereka akan melihat dan mengikuti apa yang dia liat dilingkungannya dan yang diterimanya. Pengalaman belajar ialah kegiatan pembelajaran yang terbaik dan berguna untuk anak usia dini. Pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak membangun dirinya dari sekarang.
Pendidikan karakter bagi usia dini untuk menanamkan nilai budi pekerti agar dapat menjadi kebiasaan waktu dewasa. Sebab, pada masa sekarang anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat luar biasa. Karna anak belum mendapatkan pengaruh yang negatif yang banyak dari luar dan lingkungannya sehinga orang tua maupun guru akan lebih mudah untuk mengarahkan dan membimbing anak didik terutama menanamkan nilai etika moral.
Pentingnya anak menanamkan nilai moral pada anak sejak  sedini mugkin, supaya  ketika dewasa membentuk karakter yang diperoleh akan menjadi kebiasaan bagi dirinya sendiri, sehingga anak itu mempunyai kesadaran dan komitmen untuk memakai keputusan dalam kehidupan seharinya. Oleh karena itu peran aktif sebagai orang tua, guru dan lingkungan untuk bersama - sama menggenalkan nilai pendidikan dalam setiap pendidikan, khususnya kepada anak usia dini baik di dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H