Purwakarta – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, ada sosok yang dengan setia menjaga dan merawat situs bersejarah yang menjadi warisan budaya dan spiritual masyarakat. Abdul, seorang juru rawat berusia 47 tahun, telah mengabdikan hidupnya untuk merawat makam Baing Yusuf yang merupakan seorang ulama besar dan penyebar agama Islam di Purwakarta.
Abdul menyampaikan bahwa Makam Baing Yusuf itu didirikan pada tahun 1854, selalu buka 24 jam setiap hari dan menjadi tujuan bagi para peziarah dari berbagai daerah. Sejak akhir tahun 2015 hingga detik ini, Abdul telah menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. (10/12/2024)
Ia membersihkan area makam secara rutin, bahkan hingga dua kali seminggu, sementara area luar makam di bersihkannya setiap hari.
“Saya suka berusaha buat ngejaga kebersihan makam ini supaya tetap layak untuk dikunjungi.”, ujar Abdul.
Sebagai juru rawat, Abdul tidak hanya melakukan perawatan fisik makam, tetapi juga menjaga nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Ia percaya bahwa merawat makam Baing Yusuf adalah bagian dari menghormati sejarah dan warisan budaya Islam di Purwakarta.
“Makam ini bukan hanya tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga simbol perjuangan penyebaran agama Islam.”, tambahnya.
Kepedulian Abdul terhadap makam ini mencerminkan rasa hormatnya kepada Baing Yusuf, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan yang cukup kuat dan pengalamannya dalam merawat situs wisata religi, Abdul menjadi contoh nyata dedikasi dan cinta terhadap warisan budaya.
Masyarakat Purwakarta pun semakin menyadari pentingnya peran Abdul dalam menjaga situs bersejarah ini. Setiap kali ada acara haul atau peringatan tertentu di makam, ia selalu terlibat aktif dalam persiapannya.
“Acara haul itu adalah momen untuk mengenang jasa-jasanya Baing Yusuf.”, katanya.