Mohon tunggu...
Riska Restiana
Riska Restiana Mohon Tunggu... Penjahit - Ibu rumah tangga

Hobi saya mendengarkan musik, film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keindahan dalam Rumah Tangga

14 Januari 2024   13:23 Diperbarui: 14 Januari 2024   13:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdua Menunggu: Kehadiran Si Kecil yang Kedua Kali

Malam itu, ruang tamu dipenuhi suasana hangat dari cahaya lampu kecil dan bau aroma kopi yang menyusup dari dapur. Rizki duduk di sofa, tersenyum penuh harap. Di sebelahnya, istrinya, Sarah, duduk memegang ujung ulos ketika kebahagiaan menghiasi wajahnya.

Mereka sedang menantikan kehadiran si kecil yang kedua kali. Sarah tengah mengandung, dan kebahagiaan itu terasa lebih utuh. Rizki menggenggam tangan Sarah, lalu berkata, "Kita akan menjadi keluarga yang lebih besar, Sayang. Akan ada kelakian dan kelembutan lagi di rumah kita."

Sarah tersenyum sambil menatap perutnya yang perlahan membuncit. "Aku tak sabar bertemu dengan si kecil. Rasanya seperti pertama kali lagi, tetapi juga sangat berbeda," ucapnya lembut.

Mereka duduk bersama sambil merenungkan masa depan yang penuh harapan. Rizki bercerita tentang bagaimana ia membayangkan si kecil, mungkin mirip dengannya, atau mewarisi kecerdasan dan kebaikan hati Sarah. Mereka tertawa, membayangkan riuhnya rumah dengan suara tawa anak-anak.

Hari-hari berlalu dengan penuh keceriaan dan persiapan. Sarah rajin mempersiapkan segala keperluan bayi, dari perlengkapan hingga kamar khusus di pojok rumah. Setiap malam, mereka membicarakan nama yang akan mereka berikan kepada si kecil. Rizki ingin nama itu membawa keberuntungan, sementara Sarah ingin itu memiliki arti yang mendalam.

Tiba saatnya perut Sarah semakin membesar, dan mereka menuju rumah sakit dengan hati yang penuh campuran antara kegembiraan dan kekhawatiran. Di ruang bersalin, Sarah menggenggam tangan Rizki erat-erat. Keduanya saling memberikan kekuatan.

Ketika bayi itu lahir, tangis kecil memenuhi ruangan. Rizki dan Sarah melihat satu sama lain dengan mata berkaca-kaca. Mereka telah disambut oleh kehadiran si kecil yang membawa kebahagiaan baru.

Di rumah, suasana berubah. Tidak hanya mereka berdua, tetapi sekarang menjadi keluarga kecil yang dipenuhi dengan cinta. Si kecil yang baru lahir menjadi tambahan sinar kebahagiaan yang melingkupi rumah mereka. Mereka menyaksikan tumbuh kembang si kecil dengan penuh kasih, dan setiap detik menjadi momen yang tak tergantikan.

Ketika malam datang, mereka berdua kembali duduk di sofa, sementara si kecil tertidur pulas di pangkuan Sarah. Rizki mencium kening istrinya dengan lembut dan berkata, "Terima kasih, Sayang, atas kebahagiaan yang kau bawa ke dalam hidup kita. Sekarang kita adalah keluarga yang lebih besar, dan aku bersyukur untuk itu."

Sarah tersenyum, menatap Rizki, dan menjawab, "Ini adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Kita akan berdua menjaga dan merawat si kecil dengan sepenuh hati."

Malam itu, mereka tertidur dengan damai, berdua menantikan pagi yang membawa tawa kecil dan pelukan hangat dari si kecil yang baru lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun