Mohon tunggu...
Riska PermataSari
Riska PermataSari Mohon Tunggu... Auditor - Student

Student of Business Management Bina Nusantara University

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pro-kontra Brexit, Potensi Dampak pada Ekonomi Inggris

10 November 2019   20:00 Diperbarui: 10 November 2019   20:41 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tiga tahun setelah Perdana Menteri Inggris menggagas strategi untuk mereformasi Eropa dan mewujudkannya dalam bentuk referendum, rakyat Britania Raya, yang terdiri atas Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara, pada Kamis (23/6/2016), telah memilih untuk Brexit, atau keluar dari keanggotaan Uni Eropa. Dengan demikian, dalam beberapa bulan ke depan, para pemimpin Britania dan Eropa akan mulai bernegosiasi tentang keluarnya Inggris dari blok ekonomi Eropa tersebut.

Brexit akan mempengaruhi perekonomian Britania, kebijakan imigrasi, dan banyak hal lainnya. Namun, butuh waktu bertahun-tahun sampai kondisi negara benar-benar stabil.

Utamanya, ada lima poin yang diperdebatkan golongan tolak Brexit dan pro Brexit. Berikut uraiannya, sebagaimana dilansir The Economist:

1. Perdagangan Luar Negeri

Tolak Brexit: Sebagian besar ekspor Inggris dikirim ke negara Uni Eropa yang lain. Sebagai anggota UE, Inggris bisa bebas dari tarif ekspor, hambatan non-tarif, dan mendapatkan kemudahan lain dari UE.

Pro Brexit: Inggris bisa menegosiasikan hubungan dagang baru dengan UE tanpa ikatan keanggotaan UE, dan juga bisa membuat kesepakatan dagang baru dengan negara-negara penting lain seperti Amerika, China, dan India.

2. Iuran Keanggotaan Uni Eropa

Tolak Brexit: Rata-rata Inggris hanya membayar 340 pounds per rumah tangga per tahunnya ke UE, padahal manfaat yang didapat diestimasikan mencapai 3,000 pounds per tahunnya. Jadi, Inggris masih untung besar.

Pro Brexit: Inggris bisa berhenti mengirim total 350 juta pounds tiap pekan ke UE, dan mengalihkan penggunaannya untuk riset ilmiah dan pengembangan industri-industri baru.

3. Regulasi Terpusat Uni Eropa

Tolak Brexit: Banyak regulasi EU mengubah standar nasional Inggris menjadi standar Eropa, sehingga mengurangi hambatan non-tarif dan menguntungkan bisnis Inggris. Jika masih dalam UE, maka Inggris bisa memperjuangkan regulasi yang lebih baik.

Pro Brexit: Meninggalkan EU berarti Inggris bisa mengambil alih regulasi tentang ketenagakerjaa, kesehatan, dan keamanan, yang mana cenderung lebih disukai perusahaan-perusahaan Inggris, menurut riset terbaru dari lembaga Business for Britain.

4. Imigrasi

Tolak Brexit: Meninggalkan UE tidak lantas berarti arus imigrasi akan berkurang.

Pro Brexit: Jika keluar dari UE, maka Inggris bisa menyingkirkan sistem imigrasi UE yang telah memaksa Inggris untuk membuka pintu bagi imigran dari sesama negara UE (yang kualitas SDM-nya diragukan), dan akhirnya Inggris dapat menyambut imigran non-UE yang bisa berkontribusi lebih besar.

5. Peran Internasional

Tolak Brexit: Jika tetap menjadi anggota UE, maka di kancah internasional, Inggris bisa diwakili dua orang: oleh perwakilan dari Inggris sendiri, dan oleh perwakilan UE.

Pro Brexit: Inggris punya pengaruh yang sangat kecil dalam UE. Padahal jika keluar dari UE, maka Inggris bisa mengambil alih sendiri kursi-kursi di lembaga internasional dan memosisikan diri sebagai negara berpengaruh dalam perdagangan bebas dan kerjasama internasional.  

Sumber: The Economist, CNN Money, OpenEurope.org.uk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun