Karawang, 11 November 2024. Karlina, Â Hermansyah Nasution, Riska Oktaperina, Hilman Muhamad Naufal, Â Hikmah Nur Indah, Herlita Dwi Lestari (Mahasiswa/i Universitas Singaperbangsa Karawang) dan dengan Dr. Tiar Lina Situngkir, S.E., M.M (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang) melakukan diskusi untuk penulisan penelitian mengenai 'Multinasional Capital Budgeting: Peran, Risiko serta Kontribusi Foreign Direct Investment (FDI)'
Berdasarkan hasil diskusi kami dengan Dr. Tiar Lina Situngkir, S.E., M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional bahwa penganggaran modal perusahaan multinasional (multinational capital budgeting) merupakan proses yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian terhadap berbagai faktor eksternal dan internal. Dalam konteks ekonomi global yang terus berubah, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan banyak elemen seperti pasar keuangan lokal, risiko politik, peraturan negara tuan rumah, dan fluktuasi nilai tukar dalam menentukan alokasi modal mereka. Beberapa gap penelitian yang muncul dalam literatur terkait penganggaran modal ini memberikan landasan untuk pembahasan yang lebih mendalam mengenai tantangan dan strategi yang dapat diadopsi oleh perusahaan multinasional.
Peran Pasar Keuangan Lokal dalam Penganggaran Modal
Salah satu poin penting yang sering kali diabaikan dalam penelitian adalah peran spesifik pasar keuangan lokal dalam mempengaruhi keputusan penganggaran modal perusahaan multinasional. Pasar kredit lokal, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa artikel, berperan krusial dalam memberikan akses yang lebih mudah bagi perusahaan multinasional terhadap pembiayaan eksternal. Pasar kredit yang berkembang memungkinkan perusahaan mengakses modal dengan lebih efisien, sehingga mengurangi biaya operasional dan risiko keuangan jangka pendek. Pasar saham, di sisi lain, memiliki peran yang lebih kecil dalam menarik investasi perusahaan multinasional, terutama karena biaya tinggi yang terkait dengan regulasi dan pengungkapan di bursa saham. Gap penelitian yang muncul adalah bagaimana perusahaan multinasional dapat memanfaatkan perbedaan antara pasar kredit dan pasar saham di negara-negara berkembang untuk mengoptimalkan keputusan alokasi modal mereka. Dalam hal ini, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana perkembangan pasar keuangan lokal, khususnya di negara-negara dengan risiko politik yang tinggi, dapat mendukung investasi perusahaan multinasional. Pasar keuangan yang stabil memberikan landasan yang kuat bagi perusahaan multinasional untuk melakukan perencanaan modal. Namun, ketika pasar ini tidak berkembang dengan baik, perusahaan seringkali menghadapi dilema antara mengandalkan sumber daya internal atau mencari pembiayaan eksternal dengan risiko tinggi. Pasar keuangan yang kurang stabil juga memaksa perusahaan multinasional untuk menggunakan strategi mitigasi risiko seperti hedging dan diversifikasi portofolio untuk mengurangi paparan terhadap volatilitas mata uang dan risiko pasar.
Manajemen Risiko Nilai Tukar dan Fluktuasi Pasar Global
Salah satu isu utama yang dihadapi oleh perusahaan multinasional adalah ketidakpastian nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi arus kas, biaya produksi, dan nilai akhir proyek investasi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki strategi manajemen risiko nilai tukar yang kuat. Artikel terkait hedging dan operational flexibility menunjukkan bahwa kedua strategi ini dapat membantu perusahaan dalam menghadapi volatilitas nilai tukar, namun gap penelitian tetap ada terkait implementasi optimal kedua strategi ini dalam konteks global. Hedging digunakan untuk melindungi perusahaan dari kerugian nilai tukar yang tidak terduga, sementara operational flexibility memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang ketika kondisi nilai tukar menguntungkan.
Namun, implementasi kedua strategi ini tidak selalu mudah. Seringkali perusahaan multinasional harus memilih antara mengurangi risiko dengan hedging atau memanfaatkan peluang melalui fleksibilitas operasional. Gap yang belum sepenuhnya dieksplorasi adalah bagaimana kedua strategi ini dapat diimplementasikan secara bersamaan. Dalam kasus di mana nilai tukar antara negara-negara tuan rumah memiliki korelasi positif, hedging mungkin lebih efektif, namun ketika korelasi negatif terjadi, operational flexibility lebih disukai. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana perusahaan dapat menyeimbangkan kedua strategi ini, terutama di negara-negara dengan pasar yang sangat fluktuatif.
Dampak Peraturan dan Kebijakan Fiskal Negara Tuan Rumah
Peraturan negara tuan rumah memainkan peran signifikan dalam menentukan struktur penganggaran modal perusahaan multinasional. Kebijakan perpajakan, risiko politik, regulasi transfer dana, dan kebijakan ekonomi lokal semua mempengaruhi keputusan investasi perusahaan multinasional. Di negara-negara berkembang dengan regulasi yang tidak stabil atau dengan risiko politik yang tinggi perusahaan multinasional sering menghadapi ketidakpastian yang tinggi, yang membuat proses penganggaran modal menjadi lebih rumit. Beberapa artikel menyoroti pentingnya perbedaan kebijakan fiskal di negara tuan rumah dan bagaimana hal ini mempengaruhi keputusan alokasi modal.
Misalnya, di beberapa negara di Afrika, regulasi terkait hak asasi manusia dan eksploitasi sumber daya sering kali tidak diimplementasikan dengan baik, yang memberikan risiko reputasi bagi perusahaan multinasional. Namun, potensi keuntungan dari sumber daya alam yang melimpah membuat perusahaan tetap tertarik untuk berinvestasi. Gap penelitian terkait dengan bagaimana perusahaan dapat membuat keputusan modal yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga etis dan berkelanjutan dalam konteks ini sangat penting untuk dijelajahi lebih lanjut. Hal ini mencakup bagaimana perusahaan multinasional dapat mengelola hubungan mereka dengan pemerintah lokal dan masyarakat sambil tetap mempertahankan kinerja keuangan yang baik.