Mohon tunggu...
Riska Marlia Ningsih
Riska Marlia Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah

Hobi menyanyi, menggambar, menulis, aktif berorganisasi (cerpen, puisi dll). Keluarga mengatakan aku introvert dan teman-teman mengatakan aku ekstrover, hehe tergantung penilaian masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Ketukan Kuntilanak di Apartemen 13B"

12 Februari 2024   06:25 Diperbarui: 12 Februari 2024   06:30 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah apartemen tua bernama Apartemen 13B, legenda tentang kuntilanak telah menjadi bahan perbincangan yang tak pernah pudar. Para penghuni apartemen itu sering kali mendengar ketukan-ketukan misterius di malam hari, namun hanya Dika, seorang pemuda ceria yang baru saja pindah ke sana, yang memilih untuk mengabaikannya.

Suatu malam, ketika Dika sedang menonton film komedi sendirian di ruang tamu, lampu tiba-tiba padam. Dika mengutuk pelan karena terganggu. Tiba-tiba, ia mendengar ketukan pelan di pintu kamarnya. Dengan hati-hati, ia membuka pintu, hanya untuk menemukan tetangganya, Pak Slamet, seorang yang agak ceroboh dan suka mencari masalah, berdiri di luar dengan wajah pucat.

"Pak Slamet, apa yang terjadi?" tanya Dika, mencoba menahan tawa.

"Saya... saya tadi melihat sesuatu di lorong!" desis Pak Slamet dengan suara gemetar.

Dika menggeleng-gelengkan kepala, "Pasti hanya imajinasi Pak Slamet yang liar. Tidak ada kuntilanak di sini."

Namun, ketukan-ketukan misterius terus terdengar di apartemen mereka, bahkan setelah Pak Slamet kembali ke kamarnya. Dika memutuskan untuk menyelidiki asal-usul suara itu, tanpa menyadari bahwa teman sekamarnya, Aulia, seorang pecinta hal-hal mistis, sedang memainkan trik untuk menakut-nakuti dia.

Setelah berjam-jam berlalu, Dika akhirnya menemukan sumber suara itu: sebuah jam dinding tua yang jarumnya sudah rusak. Merasa lega, Dika memutuskan untuk memberi pelajaran pada Aulia untuk tidak main-main dengan hal-hal seram seperti itu lagi.

Namun, pada malam berikutnya, ketukan-ketukan misterius kembali terdengar, kali ini lebih keras dan lebih menyeramkan. Dika dan para tetangga lainnya berkumpul di lorong, mencoba mencari tahu sumber suara itu. Namun, mereka tidak menemukan apa pun kecuali sebuah kucing hitam yang melintas di depan mereka.

"Aulia, berhenti main-main! Kita tahu itu trikmu!" teriak Dika, mulai kehilangan kesabaran.

Namun, Aulia bersikeras bahwa dia tidak ada hubungannya dengan suara misterius itu. Saat itulah, mereka mendengar suara tertawa keras dari belakang mereka. Mereka berbalik, dan terkejut melihat seorang pria berpakaian serba hitam dengan wajah dipoles putih, berdiri di ujung lorong.

"Hahahaha! Akhirnya aku berhasil menakut-nakuti kalian semua!" kata pria itu sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun