Mohon tunggu...
Riska Amalia
Riska Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan

life, laugh, simp

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting dan Upaya Pencegahan Berbasis Keluarga

31 Desember 2021   15:49 Diperbarui: 31 Desember 2021   18:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa anak balita merupakan kelompok yang rentan mengalami kurang gizi salah satunya adalah stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Angka stunting di Kabupaten Pekalongan masih tergolong tinggi, tercatat pada tahun 2020 dari balita yang ditimbang sebanyak 10.316 anak, sebanyak 1.631 balita atau sebesar 15,81 persen adalah balita stunting. 

Sebagai mahasiswa yang aware terhadap isu-isu hangat di tanah air, sudah selayaknya stunting menjadi fokus utama bagi mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat. Prevalensi stunting yang masih tinggi menjadi dasar pemikiran untuk kegiatan praktik belajar lapangan yang diadakan oleh Universitas Pekalongan yang mana dalam kegiatan tersebut merupakan penerapan program intervensi yang dilakukan mahasiswa di wilayah atau desa masing-masing.

Di lansir dari data prevalensi stunting di Kabupaten Pekalongan, Wiradesa yang mana merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan memiliki angka stunting sebanyak 132 kasus. Desa Kauman merupakan salah satu Desa yang menyumbang angka tersebut. Berbagai intervensi dilakukan untuk menurunkan angka stunting di wilayah Desa Kauman, diantaranya 3P+S : Penempelan Poster PHBS dan Stunting', Edukasi Keliling Stunting (EDULINTING), Gerakan Orang Tua Paham Gizi, Anak Bebas Stunting, Cemilan Sehat dan Bergizi 'CEMANGGI' : Puding Labu Kuning Fla Susu (PMT), dan Focus Group Discussion 'DWM' (Discuss With Mom) tentang PARENTING. Program tersebut dilakukan dalam rangka upaya pencegahan stunting di Desa Kauman.

Beberapa intervensi diatas ada yang dilakukan secara online dan ada pula yang dilakukan secara offline. Metode offline dilakukan secara door to door untuk menghindari kerumunan serta ada FGD dengan maksimal peserta ada 10 orang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan metode online dilakukan melalui WhatsApp grup, Google Meet dan Youtube.

Pada dasarnya sebelum melakukan seluruh rangkaian kegiatan intervesi, diadakan advokasi dengan meminta dukungan kepada Kepala Desa, Ketua RT, dan stakeholders setempat agar jalannya program dapat sesuai prosedur rencana. Masyarakat sebagai fokus utama dalam kegiatan ini diberdayakan untuk membuat mereka berinisiatif dalam memperbaiki situasi kondisi diri sendiri serta lingkungan sekitar guna meningkatkan derajat kesehatan.

dok.pri
dok.pri

Berdasarkan hasil survei dan analisis masalah di wilayah Desa Kauman, pola asuh menjadi masalah pertama yang harus ditangani. Sebagian orang tua masih menerapkan pola asuh yang salah kepada anaknya. Termasuk intake yang mana masih tergolong kurang untuk pemenuhan asupan anak setiap harinya. Hasil temuan tersebut yang menjadi dasar program intervensi yang dilakukan di Desa Kauman.

Semua kegiatan intervensi telah terlaksana dengan baik dan lancar sesuai prosedur meskipun ada kegiatan online yang terhambat oleh minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi. Namun point pentingnya dalam kegiatan PBL ini adalah masyarakat Desa Kauman dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang dilakukan sehingga diharapkan untuk seterusnya terjadi perubahan perilaku masyarakat menjadi perilaku yang lebih sehat lagi. Secara umum kegiatan intervensi dilakukan dengan tujuan untuk memberdayakan masayarakat agar lebih mengetahui tentang stunting. Selain itu agar orang tua khususnya ibu dapat melakukan pencegahan dini terhadap stunting.

Oleh : Ardiana Priharwanti, M.Kes. dan Riska Amalia

Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Pekalongan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun