Mohon tunggu...
Riska Lestari
Riska Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

seorang mahasiswi yang terus berjuang untuk bisa menempuh pendidikan , seoarang prempuan yang terus belajar , mencari , menemukan , memahami , setiap kondisi yang dialaminya dengan selalu bersyukur atas setiap keadaan yang dilewatnya. seorang anak muda yang berusaha mengembangkan pendidikan terutama bagi anak anak yanng kurang mampu dan menjadikan mereka orang yang berwawasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi , kompetitif , inovatif , berakhlakul karimah , dan semua doa baik untuk kehidupan yang diucapakan dalam menempuh kehidupan ini. seorang anak muda yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan hak dan kewajiban apa yang seharusnya ia dapatkan dan penuhi tugas dan kewajibannya. tak perlu mengenalnya lebih dekat karena hanya akan merubah pola pikirmu yan baik jadi chritical thingking terhadap sebuah persepsi dan pernyataan yang dikemukakan dikemudian hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Peranan Ayah Dalam Membangun Karakter Anak Usia Dini Berdasarkan Konsep Islamic Parenting

25 Oktober 2023   09:32 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Pinterest

Keluarga adalah unit terkecil dalam unsur masyarakat dan menjadi tempat dimana karakter anak dibentuk. Keluarga memiliki posisi yang strategis dan peran ayah penting dalam pembentukan karakter anak. Berdasarkan  konsep islamic parenting, ayah tidak hanya  sebagai pencari nafkah (penghasil dan pelindung) keluarga melainkan juga berperan dalam mengenalkan nilai-nilai islam, moral, etika, dan etika yang kuat kepada anak-anak. Oleh  karena itu, pembahasan terkait pentingnya peranan ayah dalam membangun karakter anak usia dini berdasarkan konsep islamic parenting dapat memberikan dampak yang positif pada pembentukan karakter anak.


Dalam keluarga ayah memiliki peran penting sebagai figure pemimpin. Sebagai kepala keluarga ayah bertanggung jawab untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada anggota keluarga lainnya. Sehinggga ayah harus menjadi contoh yang baik bagi keluarganya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :


"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan)..."(QS. An-Nisa: 34)

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS.At-Tahrim : 6)


Beberapa ulama menafsirkan ayat tersebut dengan "Peliharalah dirimu, yaitu dengan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah swt. Ali bin abi thalib mengatakan "Ajarkanlah diri dan keluarga kalian kebaikan"(HR. Hakim dalam mustadrak). Sedangkan Al Muqatil menafsirkan bahwa ayat tersebut merupakan sebagi perintah dari Allah kepada setiapa orang tua untuk mendidik diri dan keluarganya kepada kebaikan dan melarang mereka dari berbuat kejahatan.


Hal ini diperkuat dengan pendapat ibnu qayyim tentang tanggung jawab ini dengan mengatakan : "Sesungguhnya Allah meminta pertanggung jawaban para orang tua tentang pendidikan anak-anak mereka kelak dihari kiamat, sebelum allah meminta pertanggng jawaban anak kepada orang tua mereka. Sebagimana orang tua mempunyai hak atas anak-anak mereka dan anak juga mempeunyai hak atas orang tua mereka". Setelahnya beliau mengatakan "Barangsiapa yang  meremehkan pendidikan anaknya dengan tidak memberikan kepada mereka pendidikan yang akan bermanfaat pada hari tuanya, maka ia telah memperlakukan anaknya dengan perbuatan yang jelek.


Dari pendapat para ulama diatas dapat kita ambil benang merahnya yaitu bahwa islam membebankan tanggung jawab pendidikan anak kepada kedua orang tua dan semua yang akan menggantikan posisi tersebut agar tidak masuk kedalam siksa neraka. 


Dalam konsep islamic parenting selain Al-Qur'an yang menjadi sumber utama dalam menetapkan hukum dan hadis yang menjadi sumber kedua dalam mencari solusinya. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa setiap anak yang lahir dalam keadaan suci atau fitrah.


Telah menceritakan pada kami adam telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Dzi;b dari al-Wahri dari Abi Salamah b. Abdul Rahman dari Abu Hurairah ra berkata: Bersabda Nabi Saw setiap bayi yang dilahir dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana ia tumbuh dan berkembang sampai jadi kakek-kakek.(HR. Bukhari)


Hadis diatas mengandung makna bahwasanya orangtua memiliki peranan yang sangat penting terhadap pembentukan karakter anak serta memberikan pengaruh yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikannya.



Pada saat sekarang ini, krisis moral semakin menjadi-jadi dan tidak boleh dianggap sebagai persoalan yang sepele, dikarenakan hal ini dapat makin menjauhkan masyarakat dari kehidupan yang beradab, berkarakter, dan berakhlak mulia. Kondisi tersebut menandakan bahwa semua pengetahuan agama dan pendidikan moral yang dijarkan disekolah tidak membawa dampak bagi perubahan perilaku.


Pembentukan karakter bisa dilakukan dengan pengajaran nilai-nilai islam dan bahkan pada penanaman keyakinan (aqidah) yang shahih. Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang tujuannya adalah kebahagiaan dunia akhirat. Sedangkan al-abrasyi merumuskan tujuan pendidikan islam adalah untuk mencapai akhlah yang sempurna dengan menanamkan keutamaan (fadhilah), membiasakan dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan suatu kehidupan yang suci, seluruhnya ikhlas dan jujur. Begitu juga dengan pendapat dari E.Mulyasa ,tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatka mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia secara utuh, tepadu , dan seimbang. Maka penting membangun kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif khusunya bagi anak usia dini. 


Beberapa metode mendidik yang digunakan dalam pembentukan karakter yaitu : 1.) mengajarkan aqidah yang benar, 2.) menanamkan dan mengajarkan rukun iman, 3.) mendidik dengan keteladanan, 4.) memilihkan lingkungan pergulan yan baik, 5.) membiasakan hal-hal yang baik, 6.) sanksi,pengawasan dan lain sebaginya.


Selain hal diatas ayah juga berperan dalam membantu anak mengembangkan keterampilan sosial mereka. Mereka dapat membimbing anak-anak dalam berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik, dan berkomunikasi dengan baik. Hal ini sangat penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk berinteraksi dengan masyarakat yang lebih luas dan berperan positif dalam komunitas mereka. Dengan hadir dan terlibat dalam kehidupan anak, ayah membantu menciptakan fondasi yang kuat untuk perkembangan karakter anak. 


Keterlibatan ayah ketika merawat dan mengasuh anak akan dilihat dan dirasakan oleh anak sehingga pengalaman tersebut dapat dijadikan dasar pijakan untuk terbentuknya perkembangan otak (Fox & Iii, 2010). Menurut Putri (2016) menyatakan bahwa terdapat tiga area otak yang akan berkembang pada masa kanak-kanak jika ayah terlibat dalam merawat dan mengasuh yaitu yaitu kognitif, motorik dan sosial anak.Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan keluarga untuk mengakui dan mendukung peran ayah dalam mendidik anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang baik, berkomunikasi dengan baik, dan memiliki keseimbangan dalam hidup mereka.


Dengan demikian kehadiran dan kontribusi yang kuat dari banyak pihak khusunya ayah dapat menjadi wadah untuk memastikan bahwa anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang kuat, beriman, dan berakhlak baik. Pentig juga bagi keluarga dan masyarakat untuk mendukung peran ayah dalam islamic parenting, sehingga dapat membantu membentuk anak-anak yang paham pada nilai-nilai islam, beretika baik dan mampu berinteraksi dengan dunia luar. Sehingga keluarga muslim dapat membangun karakter yang lebih  kuat,berlandaskan pada nilai-nilai agama dan moral yang mendalam.

 

Daftar Pustaka

Parinduri, R., & Syekh Abdul Halim Hasan Al Ishlahiyah Binjai, S. H. (n.d.). PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM HADIS RIWAYAT BUKHARI (SETIAP ANAK DILAHIRKAN DALAM KEADAAN FITRAH).

Rohmalina, R., Lestari, R. H., & Alam, S. K. (2019). Analisis Keterlibatan Ayah dalam Mengembangkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. GOLDEN AGE: JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 3(1). https://doi.org/10.29313/ga.v3i1.4809

Gustian, D., , E., & , E. (2018). Pola Asuh Anak Usia Dini Keluarga Muslim Dengan Ibu Pekerja Pabrik. Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, 7(1), 21--34. https://doi.org/10.29313/tjpi.v7i1.3532

Tiwi, D., & Khambali. (2022). Peran Ayah dalam Pendidikan Anak Perspektif Islam. Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud, 1(2), 102--108. https://doi.org/10.29313/jrpgp.v1i2.531


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun