Mohon tunggu...
Riska Laila Ramayanti
Riska Laila Ramayanti Mohon Tunggu... Guru -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Tak Sampai

19 Juni 2016   16:42 Diperbarui: 19 Juni 2016   16:46 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak selamanya jalinan asmara berakhir bahagia. Meski telah berpacaran bertahun-tahun, kalau bukan jodoh, sang kekasih pun akhirnya menjadi milik orang. Atau, bisa jadi maut memisahkan sebelum ikatan asmara terjalin resmi ke jenjang pernikahan.

Pada suatu hari terjalin lah sebuah kisah kasih antara Dika dan Sela, sebuah hubungan yang terjalin sekian lama sejak dari kelas 1 SMA. Selama perjalan asmara mereka slalu berjalan dengan baik hingga satu diantara mereka bedua selesai menyelesaikan studinya sampai ke perguruan tinggi. Namun tidak dengan sela yang masih belajar di perguruan tinggi karna usia Sela lebih mudah daripada Dika. Mengingat usia hubungan antara mereka berdua semakin lama Dika pun berniat untuk melamar sela tanpa memikirkan sela yang masih menempuh pendidikan selama satu tahun lagi.

Suatu hari yang menurut Dika, itu adalah hari yang pas untuk pergi melamar sang kekasih nya itu, keluarga Dika pun pergi kerumah Sela untuk melamar Sela. Tiba lah keluarga Dika di rumah Sela dan keluarga Sela pun menyambut kedangan keluarga Dika dengan baik. Sesampai di rumah Sela keluarga Dika pun memulai percakapan dengan keluarga Sela. Akhir percakapan yang pada intinya keluarga dari Dika ingin melamar sang putri dari keluarga terpandan itu. Namun dalam proses pelamaran tersebut diantara kedua keluaraga itu yaitu keluarga daripada Sela tidak menerima lamaran daripada keluarga yang sederhana itu atau keluarga Dika karena dengan mahar yang tidak terlalu mahal. 

Keluarga Sela mengakatan Sela adalah anak kami satu-satunya dan tidak akan kami berikan kepada orang yang kurang terpandang apalagi dengan mahar yang sangat murah, dan anak kami belum menyelesaikan pendidikan nya. Detik itu pun keluarga Dika pulang dengan suasana hati yang kurang menyenangkan dan kemudian keluarga tersebut memberitahu kepada anak laki-laki yang mereka banggaka itu.

“ nak Ayah dan Ibu memohon maaf karena tidak berhasil melamar sang pujaan hatimu, mungkin ini adalah kesalahan Ayah dan Ibumu karena kamu terlahir dari keluarga miskin”. Kata sang Ayah. “ Ayah, Ibu.. tidak apa-apa, aku tidak perna menyesal terlahir dari keluarga yang aku banggakan ini, aku tidak perna menyesali aku terlahir dari pada Rahim Ibu, bahkan aku bangga mempunyai kedua orangtua seperti Ayah dan Ibu yang selamanya ini membesarkan ku sejak dari kecil hinggah aku dewasa seperti ini dan hinggah aku mendapat gelar sarjana, 

dan saat inilah aku akan membalas semua kebaikan Ayah dan Ibu, aku tidak akan membiarkan siapapun menghina Keluarga ku apa lagi kedua orangtua ku. Aku akan memberikan yang terbaik untuk Ayah dan Ibu. Jodoh itu ditangan Allah dan kita pun sudah berusaha mungkin dia bukan lah jodoh ku. Kata Dika dengan air mata yang meneteskan sambil memeluk kedua orangtua nya itu.

Sejak hari pelamaran itu diamtara Dika dan Sela pun tidak lagi berkomunikasi. Dika dengan rasa kecewa dan sakit hati akan bertekat tidak akan kembali kepada Sela lagi, sedangkan Sela masih mencintai Dika pujan hati nya itu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dimana hari-hari Sela yang sangat kesepian tanpa seorng kekasih nya itu, ia harus mengorbankan perasaan nya karena kedua orangtua nya yang tidak merestui hubungan nya dengan kekasih nya itu. Namun Sela masih melanjutkan pendidikan nya hinggah dia selesai dan mendapat gelar sarjana, dan di tengah-tengah itu Dika juga telah menemukan pengganti dari Sela yang bisa menerima Dika apa adanya.

Tanpa berfikir panjang Dika melamar sang kekasih barunya itu dengan harapan tidak akan di tolak mentah-mentah lagi seperti yang pernah dirasakan sebelumnya. Sang kekasih Dika yang bernama Julia pun menerima lamaran dari keluarga Dika dan proses pelamaran pun berjalan dengan lancar. Satu minggu kemudian pernikahan antara Dika dan Julia pun berlangsung dengan baik.

Pada sore hari Sela yang tengah asyik melihat foto kenagan bersama mantan kekasih nya itu sambil meneteskan air mata karena mengingat hubungan mereka selama tujuh tahun itu. Seorang teman Sela yang bernama Indri datang kerumah Sela untuk memberi surat undangan pernikahan sang mantan nya.

“Sel aku kesini mau memberikan sesuatu untuk mu, tapi kamu jangan marah atau sedih ya, aku tidak bermaksud untuk menambah luka di hatimu lagi sel” kata Indir kepada Sela. “ iya gak apa-apa kok, memang nya apa yang mau kamu berikan untuk ku, aku jadi penasaran”. Jawab Sela dengan senyum. Lalu Indri memberikan surat undangan tersebut kepada Sela. “ ini Sel, ini adalah undangan”. Sela pun membuka Surat undangan yang di berikan teman nya itu. “ undangan apa ini? Tanya Sela kepada Indri. “ sudah baca aja duluh nanti kamu juga akan tahu”.

 Lalu Sela membaca surat undangan tersebut dengan perlahan, namun ketika melihat nama di dalam undangan tersebut hatinya bagaikan ditusuk oleh pisau yang sangat tajam. “ cukup suda penderitaan ku selama ini, dan saat ini aku benar-benar kehilangan orang yang paling aku cinta,orang yang selama ini aku perjuangkan sejak dari bangku SMA”. Sela berkata kepada sahabat nya itu dengan penuh air mata.” Yang sabara ya Sel, semua itu sudah diatur oleh Allah Swt, mungkin dia bukan jodoh mu, tapi percaya lah suatu saat nanti kamu akan dapat yang terbaik”. Jawab Indri dengan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun