Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Secret Admirer

29 April 2017   14:55 Diperbarui: 29 April 2017   17:42 2279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk pertama kalinya, aku menunggu sesuatu yang bodoh. Dan untuk pertama kalinya juga aku harus merelakan waktuku hanya untuk hal yang tidak berguna bahkan, tak masuk akal. Duduk di kursi depan koridor sekolah, bukanlah hal yang lumrah bagiku. Lalu lalang siswa-siswi yang bergegas pulang terlihat simpang siur dari mataku. Duduk dengan tangan memeluk tas.

“ Pulang duluan yaah..” sapa salah satu temanku.

“ Iyaa, duluan aja” jawabku.

Tidak biasa. Aneh tetapi Nyata. Seperti telah dibutakan dalam setiap hal sepert ini. Menunggu seseorang sampai berjam-jam. Mungkin, hal ini yang jadi semboyan bagi seseorang yang sedang jatuh cinta.

            Kupegang sebotol minuman dingin isotonik penambah daya tahan tubuh dan stamina. Minuman ini akan kuberikan kepada seseorang disana lengkap dengan kertas memo kecil warna merah muda yang kurekatkan di luar botol dan bertuliskan, “ Semangat!, semoga menang pertandingannya hari ini.”

            Kelas seseorang yang kutunggu hari ini, sedang mengikuti pertandingan futsal antar kelas. Sekolahku selalu mengadakan ajang-ajang bergengsi setiap tahunnya. Salah satunya Liga Futsal ini, yang diadakan setiap akhir tahun dan setiap kelas harus ikut berpartisipasi.

            Kalian pasti bertanya, siapa sebenarnya seorang yang kutunggu tersebut? Mengapa aku harus menunggu dan memberi semangat kepada dia?. Berikan aku waktu untuk mendeskripsikan dia secara singkat. Dia adalah sosok seorang yang tidak tampan. Tidak terkenal di sekolah. Tidak sepintar yang dibayangkan. Dia bukanlah orang populer. Awalnya dia bukanlah orang yang aku suka. Bahkan, dia tidak pernah mendapatkan perhatian lebih dimataku. Sebelumnya, aku hanyalah seseorang yang pernah satu ruang saat Ujian Semester dengan dia. Dia adik kelasku. Dia bertubuh tinggi lebih dari 15 cm dariku. Berbadan tegap dan sangat pendiam saat itu. Saat itu. Dia duduk dibarisan sebelahku 1 langkah dari tempat dudukku. Dia tidak mengenali ku, begitupun denganku. Aku pertama kali bertemu dengan dia untuk pertama kalinya waktu itu.

            Seiring berjalannya waktu, aku merasa bahwa dia adalah seseorang yang mirip dengan pemain sepak bola idolaku. Teman-temanku sering mengejekku dengan hal yang kekanakan seperti ini.

“ Dia mirip tau,namanya juga. Anggap saja dia idola kamu”

Tepat pada waktunya, aku mulai tertarik dengan dia. Aku semakin sering bertemu di sekolah. Berpapasan di kantin saat dia makan dengan teman-temannya, di lapangan saat dia olahraga. Di lapangan sekolah, aku sering melihatnya bermain futsal. Aku mulai penasaran dengan dia, pertama-tama aku sering mencari nya melalui pertemananku di dunia maya. Melalui media sosial inilah cara pendekatanku. Saat itu, twitterdan facebookmenjadi andalanku. Dengan berat hati sebagai seorang perempuan, aku harus lebih dahulu untuk menambahkan di akun-akun tersebut.

            Aku semakin mengetahui semua tentang dia, mulai dari asal sekolahnya terdahulu, tanggal lahir, bahkan ternyata dia adalah salahsatu Atlet. Aku cukup mengaguminya. Akhirnya aku mengakui melalui hatiku bahwa diri ini telah menyukainya. Gerak-gerik dia, mulai terpantau olehku. Banyak kegiatan yang kecil kuanggap harus kupantau dari kejauhan. Saat dia dihukum karena tidak masuk kelas akibat bermain futsal di jam pelajaran. Sehingga, dia harus dipanggil oleh guru dan membuat surat perjanjian tidak akan mengulangi kesalahan. Tak jarang juga aku melihat dia harus dihukum karena tidak mengenakan badgesekolah saat upacara hari senin. Semua itu ku anggap hal yang wajar sebagai kenakalan remaja SMA yang masih dapat diatasi. Dia bukan seseorang perokok, Dia cukup periang dan ceria. Aku sering melihat dia tertawa bersama teman-temannya saat istirahat jam pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun