Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Saat Imajinasi Rindu Tulisanku

15 Juni 2019   22:09 Diperbarui: 15 Juni 2019   22:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"You can always edit a bad page. You can't edit a blank page." Jodi Picoult

Ini tentang aku yang mulai menjentikkan jari-jari diatas tuts keyboard. Entah, hal apa yang membuatku kembali. Mungkin saja rindu? Rindu akan imajinasi kata-kata, ingin merangkai kembali melalui lantunan akustik yang mengalun, dan berharap terbawa suasana. Sudah terlalu lama, meninggalkan kebiasaan ini. Aku bosan mengatakan, kata-kataku usang dan sudah tidak mampu lagi menyandingkan kata-kata dalam tulisan. Tetapi, aku tidak ingin melupakannya. Lupa cara akan menulis kembali, lupa cara menjadi sang melankolis kata-kata. Aku tidak ingin itu!

Bukankah, dahulu aku suka bercerita sendiri dan menyimpannya. Tidak ada harapan, tulisan itu bisa dibagikan atau  bahkan dibaca mata-mata yang mungkin saja memandang sebelah mata. Entahlah, dulu aku menjerit dan berteriak marah ketika adikku tiba-tiba lancang membuka buku harianku. Kamu tahu setelahnya, dia akan tertawa dan meledekku. Kemudian ia baca sekeras-kerasnya tulisanku. Kesal sekali. Luar biasa, sejak itu buku ceritaku, ku simpan jauh dari jangkauannya dan sekalipun itu ibuku.

Aku rindu saat itu. Aku yang selalu menyempatkan, setiap harinya sebelum tidur membuka catatan dan menulis kisah yang di hari tersebut. Bahkan, mengarang ragam cerita remaja yang terkesan menggelikan. Beranjak dewasa, terhitung dengan usiaku bertambah. Aku mulai menjauhi buku harian dan memulai beralih merangkai kata melalui deretan huruf yang tersusun dalam keyboard.  Lalu, menyimpannya dan memulai membagikan cerita. Prinsipku berubah, aku ingin apa yang kutulis selalu bisa dijangkau mata-mata mereka.

Perlahan-lahan kebiasaanku, menuangkan kata-kata tidak lagi membara. Mulai ditinggalkan, menulis tidak lagi tentang isi hati. Tulisanku berubah menjadi hal-hal yang dibutuhkan saja. Tulisanku, bukan tetang aku. Aku, tidaklah menjadi objek kata-kata dalam paragraf-paragraf yang tersambung.

Malam ini, tercatat pada pukul 20.30 Waktu Indonesia Barat, 15 Juni 2019. Aku memulai kembali, mencoba untuk menghempas berbagai perhelatan dalam diri yang seolah ingin menjauh dalam tulisan. Melawan beragam godaan yang hadir, unduhan film Korea terbaru sudah bertengger saat aku membuka laptop, koneksi internet  sudah terhubung bisa saja aku membuka situs jaringan yang lebih mengasyikkan dibanding menulis. Semuanya terkalahkan, saat imajinasiku rindu tulisanku.

Namun, kali ini semua yang menyenangkan itu tersingkirkan. Aku ingin menyendiri dalam imajinasi dan tenggelam dalam rayuan kata-kata hati. Saat ini, cukup hanya diriku  menuliskan semua yang ku inginkan tanpa campur tangan pihak manapun. Bukankah sejak awal tulisan ini dibuat, aku sudah mengutip dengan baik kata-kata Jodi Picoult. Kamu selalu bisa memperbaiki sebuah halaman yang buruk atau jelek, tetapi kamu tidak akan bisa memperbaiki halaman yang kosong.

"Tidak masalah tulisanmu buruk atau tidak pantas bagi mereka, tapi setidaknya kamu sudah menulis. Jelek bisa diperbaiki, yang tidak menulis sama sekali itulah yang paling buruk".

Sekian imajinasi ku bercerita..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun