Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Roda Dua

11 Mei 2017   11:43 Diperbarui: 11 Mei 2017   17:38 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwicwKChg-fTAhUDPo8KHW0lCCUQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fkesaktiannaruto.blogspot.com%2F2015%2F05%2Fgambar-sepeda-lengkap.html&psig=AFQjCNEoYISrHqxScCFcirwIbqCwKCb0lA&ust=1494564074084925

Mengapa aku tidak bisa mengkayuh sepeda? Karena kau. Iya benar sekali dirimu penyebabnya. Dulu aku kecil sangat kecil daripada saat ini. Kau mengkayuhkan dua roda tersebut untukku. Kau ajak aku berkeliling kampung halamanmu, kau ajak aku untuk mengenalkan bahwa dunia ini luas dan aku harus tahu semua itu. Tak sedikit kau berhenti dari kayuhanmu hanya untuk menunjukkan hal-hal menarik untukku.

 Kau selalu membawaku berkeliling setiap pagi. Kau buatkan tempat duduk yang terbuat dari kayu dan kau letakkan didepanmu. Aku suka tempat itu, karena tempat itulah aku mengerti bahwa dirimu lelaki yang akan selalu perduli dan menyayangiku sampai kapanpun. Kau berikan kudapan ringan untukku, kau biarkan aku tenang memandangi jalan yang kau lalui dengan sepeda. Aku suka bersepeda tetapi bukan aku yang mengkayuhnya.

Entah, dulu aku pernah bertanya kenapa aku tidak boleh mengkayuh sepeda itu. Kau menjawab dengan tersenyum itu sepeda laki-laki sepeda itu besar dan tinggi nanti kamu bisa jatuh dan tangan kamu yang mungil tidak akan sampai ke stangnya. Begitulah jawabmu. Sampai aku beranjak dewasa aku ingin mengkayuhnya sendiri menggunakan sepeda perempuan, aku ingin mengulangi lagi kata-kata mu dulu.

Tetapi, kau terlalu sibuk dengan masa mu sekarang. Aku paham itu. Aku tidak ingin  bersepeda. Walaupun, ku sangat senang melihat orang-orang dapat mengkayuh roda dua itu. Aku hanya mengenang masa itu, dari setiap kenangan itu aku paham akan kedekatanku dulu denganmu. Kerasmu sekarang adalah kau tidak ingin aku mengambil salah langkah dalam kehidupanku. Aku selalu menyayangimu. Kau yang terbaik, mungkin secara kata aku selalu mengungkapkan dalam hati. Begitulah kau, kau selalu mendo’akanku dalam hatimu. Mungkin aku sudah mulai dewasa menghadapi kehidupan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun