Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi "Nyeruit"

5 Mei 2017   19:53 Diperbarui: 5 Mei 2017   20:26 3834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwin78Lg5djTAhUJKY8KHSysAH0QjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fwww.dapurkita.my.id%2F2017%2F01%2F15-makanan-khas-lampung-yang-menggugah.html&psig=AFQjCNEtyOu78zOgo141rzlMeYO16SlswA&ust=1494074714650373

Berbicara soal makanan seperti tidak akan ada habisnya. Makanan selalu indentik dengan ke khasan suatu daerah. Dengan kata lain melalui makanan semua golongan dapat bersatu. Kehidupan selalu berhubungan dengan pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitupun makanan khas akan menjadi indentitas bagi suatu daerah.Terkadang makanan akan menjadi sebuah julukan yang diberikan pada salahsatu daerah tersebut. Tradisi yang menarik selalu ditampilkan disetiap cara mengolah dan mengonsumsinya. Salahsatunya tradisi yang khas memasyarakat di Lampung ialah “Nyeruit”.

Bumi Lampung mewarisi makanan khas yang tak ternilai harganya, dimana masa yang berkembang ini tetap menjadi primadona didalam masyarakat. Tradisi berkumpul keluarga yang bertujuan menyatukan dan bersilahturahmi satu sama lainnya.  “Nyeruit” merupakan sebutan masyarakat saat menyantap bersama sambal seruit. Olahan makanan yang dapat dikatakan mudah sekali dalam pembuatannya. Seruit sering kali disantap saat berkumpul bersama keluarga besar, namun tak jarang juga disajikan dalam acara sakral lainnya, seperti pernikahaan dan berbagai macam hajatan besar seruitrutin disediakan.

Santapan ini terdiri dari  olahan sambal pedas yang berbahan dasar cabai, mangga, terasi, ikan bakar, tempoyak (fermentasi durian) yang dikombinasikan. Lalu ditambahkan ikan bakar yang sebelumnya hidup di air tawar. Kemudian terong bakar  yang disatukan dalam sambal. Sebelum dihidangkan, bahan-bahan tersebut harus tercampur rata. Ada cara tersendiri dalam mencampur olahan sambal ini yang menjadi istilah penghormatan kepada salahsatu anggota yang tertua. Keluarga yang mencapai umur paling tua di keluarga selalu diberikan kesempatan untuk menyatukan semua olahan sambal tersebut sampai kalis. Dengan menggunakan jari-jarinya, hal ini sebagai alternatif cara untuk memberikan rasa hormat yang lebih terhadap orang tua.

Makanan ini sangat bebas dari penyedap rasa buatan pabrik, terlihat dari bahan-bahan yang digunakan. Sehingga aman dikonsumsi oleh setiap kalang usia di masyarakat. Manakala seruit terlengkapi dengan protein, vitamin C dari buah mangga, sayuran seperti terong melengkapi serat dalam tubuh kita. Rasa yang sudah terjamin tak terkalahkan dengan makanan buatan restoran. Tidak hanya itu seruit dipastikan halal serta terjamin akan kualitas gizinya. Makanan yang diramu secara kekeluargaan dengan penuh keramaian memberikan rasa yang lezat khas masakan rumah.

Seruit sering didampingi dengan menu khas Lampung lainnya, seperti ikan pindang, pepes ikan, sayur asam, lalapan dan tahu/tempe. Sambal seruit juga terkenal akan rasanya yang pedas, maka dari itu dihidangkan dengan ditemani nasi panas. Kenikmatan akan semakin terasa dengan suasana kekeluargaan. Nyeruitdapat memabangun kerukunan  satu sama lain, serta memperteguh ikatan tali persaudaran. Keluarga akan saling bercengkarama saat menikmati makanan khas bumi dua jurai ini.

Eksistensi dari tradisi nyeruitdapat dikatakan mulai memudar. Persaingan ketat antara makanan khas darerah lain bahkan luar negeri sekalipun telah meluas. Masyarakat Lampung yang semakin maju dengan gaya hidup kekinian membuat seruit kalah eksis dibanding makanan bergengsi di restoran barat di kota Mulei-Meghanaiini. Dibandingkan lagi dengan ramuan-ramuan yang didibutuhkan sangat beragam, sehingga membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengolahnya. Bagi masyarakat yang menginginkan keprakitasan tentunya kan melupakan tradisi ini. Hal ini menjadi terutama menurunnya ketenaran sambal seruit untuk dikonsumsi di masyarakat Lampung.

Tradisi nyeruit tidak begitu akrab lagi seperti dahulu, dengan berbagai faktor lainnya yaitu kesibukkan masing-masing keluarga sehingga aktivitas ini kerap kali ditinggalkan. Namun pemerintahan Lampung cepat tanggap dalam permasalahan ini. Dengan mengangkat kegiatan nyeruit dalam acara ceremonialtahunan, event-event pemerintahan serta perlombaan-perlombaan mengenai cara mengolah seruit. Bahkan, untuk melestarikan tradisi yang mengakar ini, pelajaran tentang budaya Lampung dijarkan sejak di bangku kelas 8 Sekolah Menengah Pertama.

Satu Atap Dua Perbedaan, menjadi semboyan tanah Lampung. Mengintip dan membuka celah sedikit untuk melihat keanekaragamannya. Melirik budaya tentu Lampung kaya akan pernak-pernik keberagaman. Istilah satu atap dua keluarga layaknya sebutan saja. Bukan hanya sekedar perumpamaan tetapi memang dibuktikan dengan keseharian masyarakatnya. Pendatang dan penduduk asli saling melebur menimbulkan keberagaman. Akulturasi budayapun menyatu. Hampir setengah penduduk Lampung terdiri dari masyarakat pendatang. Daerah ini sering menjadi tujuan perantau untuk menetap serta menambah riuh rendah alam bumi Lampung.

Walaupun tergolong daerah tujuan untuk merantau, serta berbaurnya masyarakat pendatang dengan pribumi. Bukan berarti seruit tidak digemari. Banyak perantau-perantau yang  penasaran dengan rasa lezat dari olahan tradisional ini. Bahkan, saat di luar kota sekalipun mereka yang pernah menetap di Lampung dan merasakan seruit akan merindukan serta mengingat kembali daerah ini. Seruit belum menyebar keseluruh nusantara, sehingga banyak yang bertannya-tanya serta penasaran apabila menyebut kata seruit adalah makanan khas lampung.

Kekayaan akan budaya serta yang mendominasi mencoba dipertahankan di Lampung. Baik itu secara sebuah kenangan yang berjalan panjang seiring waktu berputar. Lampung melengkapi keberagamaan Indonesia melalui ciri khasnya. Tradisi, bahasa, tulisan, makanan, wisata serta pesona lainnya menambah keemasan sebuah catatan tersendiri. Pelestarian makanan khas yang terus dilakukan dan peghormatan terdalam pada pesonanya budaya dan tradisi itulah hal yang terbaik untuk dilakukan demi menjaganya dari kelunturan. Kekhasa Lampung untuk Indonesia sampai akhir masanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun