Mohon tunggu...
Riska Hidayati
Riska Hidayati Mohon Tunggu... Guru - Riska

Hamasah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Layanan Bimbingan Belajar Pada Peserta Didik

13 November 2019   22:01 Diperbarui: 22 Juni 2021   13:59 6903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Layanan Bimbingan Belajar Pada Peserta Didik (unsplash/taylor-wilcox)

Selanjutnya, menurut Syamsu Yusuf (2009:52) tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa memiliki sejumlah kompetensi sebagai berikut :

  • Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, mempunya perhatian terhadap semua pelajaran, disiplin dalam belajar, dan aktid mengikuti semua kegiatan pembelajaran yang sudah diprogramkan.
  • Memiliki motivasi prestasi yang tinggi.
  • Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang baik bagi dirinya sesuai dengan kebiasaan belajarnya.
  • Memiliki kesiapan mental dalam menghadapi ujian atau test.
  • Membantu menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap proses belajar.
  • Membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Oleh karena itu sangatlah jelas bahwa dengan adanya bimbingan belajar diperoleh manfaat yang banyak dan baik bagi diri siswa maupun bagi konselor di sekolah. 

Untuk siswa adalah tersedianya suasana atau kondisi belajar yang nyaman dan efektif, serta yang paling penting adalah dapat meningkatkan motivasi prestasi siswa. 

Pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa merupakan suatu program bimbingan yang didalamnya mencakup pengumpulan dan melalui need assesment, perumusan tujuan, pengembangan komponen kerja, rencana kerja, pelaksanaan, dan evaluasi dari kinerja konselor beserta dukungan sistem lainnya dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dalam memotivasi berprestasi siswa di sekolah.

Suatu program layanan bimbingan belajar tidak mungkin terselenggara dan tercapai bila tidak ada sistem manajemen yang berkualitas, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. 

Pengembangan program bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi berprestasi melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Baca juga :  Pembelajaran Daring Melalui Zoom Meeting sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Masa Pandemi Covid-19

Perencanaan

  • Perencanaan, meliputi penetapan tujuan, kegiatan layanan bimbingan belajar, metode dan teknik, media dan alokasi waktu. 
  • Tujuan yang disusun merupakan tujuan secara umum penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. 
  • Adapun kegiatan layanan dalam program yang disusun mencakup pemberian materi-materi bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam program.
  • Adapun metode dan teknik yyang digunakan dalam pemberian materi bimbingan belajar adalah bimbingan kelompok karena didasarkan pada permasalahan kelompok dengan teknik diskusi, permainan, dan lain-lain. Sebagaian kecil dilakukan melalui konseling perorangan didasarkan pada permasalahan yang sifatnya mandiri.
  • Sementara media  yang digunakan disesuaikan dengan metode serta teknik yang dimanfaatkan. Alokasi waktu yang ditentukan dengan metode seerta teknik yang digunakan agar proses pencapaian optimal.
  • Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi motivasi berprestasi siswa dapat dilakukan melalui bimbingan belajar yang terintegrasi dalam satuan layanan yang memperhatikan hal-hal berikut :
    • Menetapkan materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan mengembangkan motivasi dalam mencapai suatu prestasi.
    • Menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
    • Menetapkan sasaran kegiatan layanan bimbingan.
    • Menetapkan bahan, sumber bahan, narasumber, serta orang yang terkait dan perannnya dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
    • Menetapkan metode, teknik khusus, media dan alat yang diigunakan dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
    • Menetapkan rencana penilaian.
    • Mempertimbangkan keterkaitan antara layanan yang direncanakan dengan kegiatan lain.
    • Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan layanan.

Pelaksanaan

  • Proses pelaksanaan adalah proses yang meliputi pemberian layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 
  • Strategi yang digunakan dalam pemberian layanan adalah bimbingan klasikal, bimbingan kelompok dengan memanfaatkan teknik diskusi, role playing, dan teknik lainnya yang berkaitan dengan kegiata kelompok. 
  • Materi layanan yang akan diberikan mencakup materi-materi yang dapat membantu siswa memiliki pemahaman mengenai pentingnya motivasi berprestasi sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
  • Pihak yang terlibat dalam proses pemberian layanan adalah konselor atau guru pembimbing sebagai pihak yang diajak untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

Evaluasi

  • Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa, program diharapkan dapat  tersusun secara terarah dan sistematis, sehingga program dapat memfasilitasi siswa dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan kematangan intelektual khusunya dalam meraih prestasi di sekolah.
  • Evaluasi program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dilakukan berpedoman pada pelaksanaan evaluasi CIPP (context, input, process, and product), dimana evaluasi dilaksanakan bersamaan pada saat analisis kebutuhan dan perancangan desain program, pelaksanaan program dan akhir pelaksanaan program.
  • Tujuannya adalah untuk menentukan atas kualitas analisis kebutuhan, pelaksanaan program dan output program, sehingga dapat ditentukan langkah pengembangan program selanjutnya. Adapun segi-segi yang akan dievaluasi secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
    • Context (konteks program), evaluasi lebih menekankan pada keberhasilan tujuan program. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi relevansi program dengan kebutuhan siswa serta struktur dan komponen program.
    • Input (masukan program), meliputi pengumpulan dan pengolahan analisis kebutuhan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
    • Process (pelaksanaan program), meliputi aktivitas siswa pada setiap sesi layanan fasilitas layanan yang digunakan, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan layanan, keterlaksanaan kegiatan bimbingan sesuai dengan program dan analisis hambatan yang ditemukan.
    • Product (hasil program), yaitu perubahan cara pandang, sikap, dan kemampuan siswa memiliki motivasi berprestasi setelah mendapatkan layanan.

Jenis-jenis Masalah Belajar

  • Sebelum kita mengetahui jenis-jenis masalah belajar yang cenderung dialami disekolah, akan lebih baik terlebih dahulu kita tahu apa pengertian dari masalah belajar. 
  • Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami siswa dan menghambat kelancaran proses belajarnya. 
  • Kondisi tersebut dapat berkaitan dengan dirinya yaitu kelemahan-kelemahan yang dimilikinya maupun berkaitan dengan lingkungan yang tidak menguntungkannya. 
  • Masalah belajar ini tidak hanya dialami siswa yang lambat dalam belajar, tetapi juga menimpa siswa yang pandai atau cerdas.
  • Kembali pada pengertian masalah belajar diatas serta kriteria keberhasilan belajar siswa yang telah diuraikan mak, jenis-jenis masalah belajar di sekolah dasar dapat dikelompokkan pada siswa yang mengalami :
    • Keterlambatan akademik, yaitu keadaan peserta didik yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
    • Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
    • Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai atau memerlukan pertimbangan untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran khusus.
    • Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak malas.
    • Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya terhadap hal-hal yang tidak diketahuinya atau pasif.
    • Sering tidak sekolah, yaitu peserta didik yang sering tidak hadir atau sakit dalam jangka panjang sehingga kehilangan sebagaian besar kegiatan belajarnya.
  • Kriteria permasalahan yang dihadapi siswa diatas memerlukan bantuan dari guru agar mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan terarah. 
  • Kenyataannya bahwa tidak semua permasalahan yang dihadapi siswa dapat diselesaikan di kelas dalam situasi belajar mengajar, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru diluar situasi proses pembelajaran.
  • Dilihat dari masalah-masalah belajar diatas bahwa adanya faktor kognitif-inteligentif bisa menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar. 
  • Ada anak yang mempunyai struktur dan fungsi intelek sedemikian baiknya sehingga baginya sangat mudah menangkap dan mempelajari sesuatu mata pelajaran. 
  • Anak dengan kondisi seperti ini, dikatakan memiliki potensi yang baik, cemerlang yang memungkinkan ia bisa memperlihatkan prestasi yang baik dan tinggi. 
  • Kondisi potensi yang baik tentu bukan jaminan bagi anak tidak akan mengalami atau menghadapi masalah kesulitan belajar. 
  • Keadaan sebaliknya, yakni keadaan dimana potensi anak pada dasarnya memang kurang baik, tergolong misalnya berkemampuan dibawah rata-rata. 
  • Anak dengan kondisi seperti ini selalu menghadapi kesulitan untuk bisa mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga prestasi tidak memuaskan. 
  • Waktu yang dibutuhkan untuk belajar sebenarnya cukup, namun tetap mengalami kesulitan. Usaha untuk bisa mengikuti dengan baik mungkin saja sudah dilakukan secara maksimal, namun hasilnya kurang memuaskan.
  • Dalam menangani masalah tingkah laku pada anak beberapa hal perlu diperhatikan yaitu :
    • Dasar beda perorangan (individual difference), yaitu dasar yang mengatakan bahwa tidak ada anak yang sama, sekalipun antar saudara kandung. 
    • Profil kepribadian yang berbeda-beda antara seorang anak dengan anak lain, meskipun ada ciri-ciri umum kepribadian sesuai dengann tahapan perkembangannya, menyebabkan adanya perbedaan dinamika perkembangan psikis-kepribadiannya yang menimbulkan tingkah laku khusus (faktor psikogenik) dan karena itu perlu dilakukan pendekatan yang berorientasi pada keadaan khusus anak. 
    • Menghadapi seorang anak berumur 12 tahun berbeda dengan anak berumur 16 tahun, atau anak laki satu-satunya, anak sulung, bungsu, tunggal, kondisi fisik-organis tertentu, keadaan khusus perkembangan kognitifnya serta lingkungan hidupnya. 
    • Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa sekali pun masalah tingkah lakunya sama (misalnya mencuri atau adiksi obat-obatan) namun sumber dan dinamika permasalahannya tidak sama dan karena itu penangannya harus pula berbeda.
    • Anak sebagai subjek. Anak sebagai pribadi harus diperlakukan sebgai subjek yangs sedang dalam proses berkembang. 
    • Sebagai subjek anak mempunyai perangkat kebutuhan (misalnya dari A.H. Maslow) yang tidak semata-mata membutuhkan pertolongan untuk melangsungkan hidupnya, tetapi membutuhkan perlakuan dan bantuan untuk merasakan dirinya sebagai pribadi sesuai harkat dan martabat kemanusiaannya.
    • Orientasi pada kasih sayang (love oriented technique). Sikap serta perlakuan tegas dan keras dalam dunia pendidikan dan dalam usaha mengubah tingkah laku anak, memang benar acapkali diperlukan. Sama halnya dengan teknik pujian dan hukuman untuk mengubah anak dan menumbuhkan pengertian baru. 
    • Namun dasar kasih sayang harus diikutsertakan, agar hak anak untuk memperoleh perlakuan  sesuai dengan keadaannya diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun