Mohon tunggu...
riskaeka agustina
riskaeka agustina Mohon Tunggu... Administrasi - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudahkah Kita Berinvestasi untuk Bumi?

28 September 2022   07:30 Diperbarui: 28 September 2022   07:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, terdapat efek samping dari penggunaan energi yaitu emisi gas rumah kaca. BPS mencatat bahwa indeks emisi gas rumah kaca CO2 cenderung meningkat dari tahun 2018 ke 2019, baik pada sektor lapangan usaha maupun rumah tangga. 

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa emisi CO2 menggambarkan degradasi lingkungan. Artinya semakin tinggi emisi CO2, maka kualitas udaranya semakin buruk. Bahkan World Meteorogical Organization (WMO) menyatakan bahwa karbondioksida (CO2) merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global.

Hubungan antara degradasi lingkungan dan pertumbuhan ekonomi dijelaskan dalam sebuah hipotesis bernama Environmental Kuznets Curve (EKC). Hipotesis EKC (menyerupai huruf U terbalik) menyebutkan bahwa pada awalnya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan degradasi lingkungan. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi menjadi fokus utama, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.

Namun pada titik tertentu, pertumbuhan ekonomi akan menyadarkan manusia bahwa kebutuhan terhadap kualitas lingkungan yang baik menjadi penting. Dan titik inilah yang disebut sebagai titik balik (turning point). Kondisi ini ditandai dengan beralihnya basis perekonomian dari industri dan pra-industri menjadi ekonomi berbasis jasa.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menyukseskan tema Hari Bumi tahun ini? Yang pertama adalah melalui gerakan mengurangi sampah, mulai dari sampah anorganik seperti sampah plastik dan sampah organik. Selain itu, mulai hari ini, kita dapat belajar untuk memisahkan sampah sesuai jenisnya. Sampah anorganik dapat kita daur ulang dan gunakan kembali. 

Sementara sampah organik dapat kita olah menjadi pupuk kompos. Yang kedua adalah dengan menghemat energi seperti listrik dan air. Menggunakan air secukupnya dan mematikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan, dapat menghemat cadangan persediaan energi dan mengurangi produksi emisi gas rumah kaca.

Yang ketiga, dengan aksi menanam pohon dapat membantu meningkatkan kualitas udara bersih serta mengurangi global warming. Yang keempat, dengan mulai menerapkan green economy yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan, dapat mengurangi resiko kerusakan lingkungan. 

Mari selamatkan bumi mulai dari diri sendiri dan saat ini. Langkah sekecil apapun akan sangat berarti bagi kesehatan lingkungan kita. Kesejahteraan dan kelestarian bumi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Bumiku adalah rumahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun