Aku dan adikku bagai kulit dan kuku
Bermain bersama, berbagi suka, duka dan saling bertukar cerita
Aku dan adikku mempunyai nama yang hampir sama
 Dan kami sering dikatan kembar bak pinang di belah dua.
Aku, selalu menasehati adikku ketika kami berdua duduk santai menghadap senja di pantai Carita.
Wahai Adikku ... tolong dengar pesan Kakakmu ini, karena pesan adalah harta yang terindah jika memahami maksudnya.
Hidup tak selalu mulus, belajarlah daripada air sungai dan juga laut
Laut dan sungai begitu luas dan indah dipandang
Walaupun terkadang orang memperlakukanya begitu kejam dia tetap sabar.
Tubuh laut dan dan sungai adalah air yang terbentang luas
Dalaman dan jantung sungai, laut yaitu dasarnya (pasir)
Beserta bebatuan kecil yang indah dan bisa dijadikan mutiara
Tapi ...
Sungai, sering jadi tempat pembuangan limbah
Laut, sering di temukan mayat manusia didalamnya
Laut dan sungai sering ditimpa fitnah atas kelakuan manusia!
Mereka sabar, dan masih memberi manusia untuk menikmati saudara yang berteduh di dalamnya, seperti ikan, udang, kerang dan masih banyak lagiÂ
Walaupun dia sangat merasa kehilangan dan juga khawatir.
Sabarnya laut dan sungai melebihi manusia
Namun ... sesabar dan sekuat air, jika manusia tidak menghargai serta mempergunakan dirinya melampaui batas, dia akan marah!
Marahnya sungai dan laut lebih kejam dari manusia, dia akan banjir dan memakan korban begitu banyak, seperti tsunami!
Adikku berkata kepadaku, "Wahai Kakanda, nasehatmu akan Adinda ingat sampai bila-bila, walaupun kita sudah tidak lagi bersama," dan aku bahagia atas jawabanya.
Namun ... Semua berubah ketika aku dan adikku merantau di negeri orang masing-masing dengan kemampuan skiil kerja yang kami punya.
Adikku, melupakan aku, tidak pernah memberi kabar kepadaku, pesanku selalu diabaikan.
Adikku akan datang kepadaku, hanya saat butuh saja bahkan dia tidak pernah bertanya "Kakak, bagaimana kabarmu?"