Mohon tunggu...
riska ayuningtyas
riska ayuningtyas Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2014 Harus Diulang!

14 Mei 2014   22:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa pihak inginkan pemilu ulang karena menganggap pemilu lalu brutal dan penuh kecurangan.
*

Pemilu 2014 adalah Pemilu terburuk sepanjang sejarah demokrasi Indonesia. Pemilu kali ini diwarnai money politic dan penggelembungan surat suara.

Secara garis besar, kecurangan yang terjadi itu terbagai dalam 2 kategori ; sebelum pencoblosan dan setelah pencoblosan.

Kecurangan sebelum pencoblosan biasanya dilakukan dengan berkolusi dengan penyelenggara pemilu.

Seorang caleg dapat memesan suara melalui tim dengan kontrak politik tertentu. Jika tidak sesuai target, sisa kontrak tidak dibayar atau harus dikembalikan.

Kecurangan pra pemilu juga dilakukan dengan memperjual belikan form C6 kepada pemilih.

Puncak kecurangan pra pemilu adalah soal money politic. Guyuran uang  pada malam dan pagi hari sebelum pencoblosan. Orang menjulukinya 'serangan fajar'.

Sedangkan kecurangan pasca pemilu lebih panjang lagi. Jika melibatkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), umumnya rekap suara tidak disertai penyetoran kotak dan kertas suara. Kertas C1 yang diberikan juga hanya berupa fotokopian.

Angka golongan putih (golput) pada perhitungan hasil KPU berkurang karena banyak kertas suara yang tak terpakai, dicoblos oleh PPS (Panitia Pemungutan Suara) dan PPK untuk
memenangkan caleg tertentu.

Jika caleg menggugat dengan menggunakan fotocopian C1 yang
diperoleh di TPS,  disebutnya palsu karena tidak berhologram. Kotak suara juga sering tidak bersegel.

PPK bisa menggeser suara caleg tertentu yang berpotensi mengalahkan caleg yang dikehendaki ke caleg lain. Modus lain yang bisa terjadi adalah menggeser suara partai ke caleg tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun