Mohon tunggu...
riskaanggisilviadevi
riskaanggisilviadevi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa- Mahasiswa Aktif Universitas Negeri Semarang / Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Calon guru sekolah dasar yang gemar bercerita dan pandai mengekspresikan sesuatu. Mengapresiasi sastra sebagai media untuk memperkaya wawasan dan menginspirasi melalui cerita dan quotes yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Cerita Rakyat dalam Membentuk Karakter Anak SD

6 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi membacakan cerita rakyat pada anak ( Sumber Foto: https://id.pngtree.com/freepng/kids-listening-story-by-teacher-in-classroom_1509654


Siapa yang tidak tahu kisah rakyat? Cerita yang telah diceritakan turun-temurun ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga bermanfaat untuk mengajar. Cerita rakyat sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak di Indonesia, yang memiliki banyak tradisi dan budaya yang beragam (Iskandar, 2020). Pada fase perkembangan ini, anak-anak memasuki fase penting di mana mereka belajar tentang prinsip-prinsip sosial, etika, dan moral yang akan memengaruhi tindakan mereka di masa depan. 

Cerita rakyat tidak hanya menceritakan kisah-kisah yang menarik, tetapi juga memberikan pelajaran berharga dan nilai moral untuk dipelajari. empati, dan budaya yang kaya (Wahyuni, 2023). Anak-anak dapat belajar tentang keberanian, kebaikan, dan kejujuran melalui berbagai cerita yang menggugah imajinasi. Mereka juga dapat belajar tentang pentingnya menghormati orang tua dan sesama manusia. Artikel ini akan membahas secara menyeluruh bagaimana cerita rakyat memengaruhi pembentukan karakter anak-anak di SD, serta metode yang dapat digunakan untuk memasukkan cerita rakyat ke dalam proses pendidikan. Dengan demikian, diharapkan lingkungan belajar yang tidak hanya mendidik tetapi juga menyenangkan dan penuh makna bagi anak-anak dapat diciptakan. 

Salah satu kekayaan budaya yang sangat berharga dan istimewa yang dimiliki oleh Indonesia adalah cerita rakyat. Menurut Danandjaja (2019), cerita-cerita ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Mereka menunjukkan nilai-nilai dan kebiasaan yang dianut oleh masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita rakyat tidak hanya berguna sebagai hiburan, tetapi juga membantu anak-anak membentuk karakter dan menginternalisasi nilai-nilai, terutama pada siswa usia sekolah dasar. Usia sekolah dasar adalah titik penting dalam pembentukan karakter anak-anak, karena saat ini mereka mulai membangun identitas dan pemahaman mereka tentang dunia sekitar. 

Pada tahap ini, anak-anak berkembang dengan cepat secara fisik, mental, dan emosional. Berbagai pengaruh lingkungan, seperti cerita yang mereka dengar dan baca, sangat memengaruhi mereka (Nurgiyantoro, 2021). Selain menumbuhkan fantasi mereka, cerita-cerita ini memberi mereka perspektif dan pendapat tentang prinsip-prinsip moral dan sosial. Akibatnya, memilih dan menyampaikan cerita rakyat yang tepat sangat penting dan dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk membentuk karakter anak-anak di usia sekolah dasar. Diharapkan anak-anak akan belajar tentang pentingnya keberanian, kejujuran, dan rasa hormat terhadap orang lain melalui cerita-cerita yang penuh dengan nilai-nilai positif. Anak-anak dapat mengembangkan empati dan pemahaman terhadap budaya mereka sendiri dan menginternalisasi pesan moral melalui pengalaman mendengarkan dan berinteraksi dengan cerita rakyat. 

Karakter anak-anak di usia sekolah dasar dapat dipengaruhi secara signifikan oleh cerita rakyat. Anak-anak dapat belajar tentang prinsip budaya, moral, dan etika yang dianut masyarakat dari cerita-cerita ini (Suryaman, 2022). Cerita rakyat juga dapat melatih imajinasi, pemikiran kritis, dan empati anak-anak. Cerita rakyat sering mengandung pesan moral dan etika yang dapat membantu anak-anak memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip ini. Misalnya, cerita rakyat Malin Kundang tentang seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya dapat mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua (Iskandar, 2020). Selain itu, cerita rakyat seperti Sangkuriang dan Tangkuban Perahu dapat membantu anak-anak memahami pentingnya keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab.( Nurgiyantoro, 2021). 

Cerita rakyat dapat membantu anak-anak belajar berpikir kritis selain menanamkan prinsip dan nilai moral. Anak-anak dapat diajak untuk menganalisis dan memahami pesan cerita dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu anak-anak mengembangkan pemikiran kritis, analitis, dan logis. Cerita rakyat yang penuh dengan fantasi dan imajinasi dapat membantu anak-anak mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi mereka (Nurgiyantoro, 2021). Dengan mendengarkan cerita-cerita ini, anak-anak dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif. Selain itu, cerita rakyat dapat membantu anak-anak belajar empati dan kepedulian sosial. Cerita-cerita yang menggambarkan konflik, resolusi, dan hubungan antar manusia dapat membantu mereka memahami perspektif orang lain dan menjadi lebih peka terhadap sesama (Suryaman, 2022). 

Proses yang sistematis dan terencana harus dilakukan di sekolah agar cerita rakyat dapat membantu membentuk karakter anak-anak di usia sekolah dasar. Sekolah dapat memasukkan cerita rakyat ke dalam pelajaran mereka, baik dalam Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, maupun Ilmu Pengetahuan Sosial. Ini dapat dicapai dengan menggunakan cerita rakyat sebagai bahan ajar, sumber belajar, atau media pembelajaran untuk mengajar guru materi yang berkaitan dengan pembentukan karakter anak. Sekolah dapat mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis pada cerita rakyat, seperti kegiatan bercerita, drama, atau pertunjukan seni budaya yang mengangkat cerita rakyat. Kegiatan ini juga dapat dimasukkan ke dalam pelajaran. 

Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan kemampuan komunikasi, kreativitas, dan apresiasi terhadap budaya lokal. Sekolah juga dapat bekerja sama dengan kelompok pencerita rakyat, seniman, atau budayawan untuk menampilkan cerita rakyat secara langsung di lingkungan sekolah. Dengan cara ini, anak-anak dapat memperoleh pengalaman langsung dalam mempelajari dan memahami budaya lokal (Iskandar, 2020). Sekolah juga dapat membuat bahan ajar berbasis cerita rakyat, seperti buku, modul, atau media pembelajaran lainnya. Bahan ajar ini dapat dirancang dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan anak-anak di usia sekolah dasar serta mengintegrasikan moral, etika, dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita rakyat (Suryaman, 2022).

Karakter anak-anak di usia sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh cerita rakyat. Kisah-kisah yang kaya akan nilai-nilai budaya, moral, dan etika dapat mengajarkan anak-anak prinsip-prinsip yang akan mereka gunakan sepanjang hidup. Selain itu, cerita rakyat menumbuhkan imajinasi, pemikiran kritis, dan empati, yang merupakan komponen penting dalam pertumbuhan mereka.

Sekolah harus berusaha secara sistematis dan terencana untuk memaksimalkan potensi cerita rakyat. Ini termasuk memasukkan cerita rakyat ke dalam pelajaran, memasukkannya ke dalam bahan pelajaran, dan memberi anak-anak kesempatan untuk berimajinasi melalui berbagai aktivitas kreatif. Metode integrasi membuat cerita rakyat menjadi alat pendidikan yang menyenangkan dan berguna, mengajarkan anak-anak keterampilan sosial dan komunikasi serta nilai-nilai budaya dan moral. Akibatnya, proses belajar menjadi lebih interaktif dan mendukung perkembangan karakter secara keseluruhan.

Melibatkan orang tua dan komunitas dalam proses pembelajaran cerita rakyat juga dapat membuat pengalaman anak-anak lebih baik. Sekolah dapat mengadakan festival cerita rakyat, di mana orang tua dan masyarakat umum diundang untuk berbagi cerita tradisional. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan sekolah-keluarga, tetapi juga memberi anak-anak pemahaman yang lebih luas tentang budaya mereka. Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar untuk menghargai warisan budaya mereka dan belajar untuk merasa bagian dari komunitas mereka, yang penting untuk membangun karakter yang kuat.


REFERENSI

Danandjaja, J. (2019). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti. 

Iskandar, A. (2020). Peran cerita rakyat dalam pembentukan karakter anak di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(1), 15-25. 

Nurgiyantoro, B. (2021). Sastra anak: Pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suryaman, M. (2022). Potret mutu pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(2), 201-214.

Wahyuni, S. (2023). Integrasi cerita rakyat dalam pembelajaran di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 15(1), 45-56.

Sumber Foto: https://id.pngtree.com/freepng/kids-listening-story-by-teacher-in- classroom_15096549.html 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun