Mohon tunggu...
Riska W Andiani
Riska W Andiani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012/2013

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Proses dari Selembar Kain

7 Januari 2014   08:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak Negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar diberbagai aspek kehidupan. Beberapa diantaranya telah diakui oleh dunia, salah satunya batik. Batik resmi ditetapkan sebagai budaya Indonesia pada tanggal 2 oktober 2009 oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) mengalahkan 111 pesaing di seluruh dunia. Namun pengakuan UNESCO tidaklah berarti jika batik sebagai warisan dunia ini tidak dirawat dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Membicarakan batik tidak sekadar membicarakan kain lusuh yang dipakai sebagai taplak meja atau keperluan rumah tangga. Membicarakan batik berarti membicarakan budaya bangsa Indonesia. Yang paling tidak disadari adalah dalam batik dan membatik terdapat identitas dan budaya positif bangsa walaupun seiring perkembangannya kian terkikis.

Budaya positif itu antara lain berupa ketekunan, kemandirian, kewirausahaan, kreativitas yang dilakoni dengan kesunggguhan. Sikap kesabaran dan konsisten adalah modal dasar untuk menghasikan selembar kain batik tulis namn dengan tingkat kecermatan tinggi. Tentu saja ini bermakna bahwa batik untuk meraih segala sesuatu, cita-cita, dan impian diperlukan sikap tekun dan konsisten sehingga menghasilkan karya yang paripurna.

Pada kehidupan masyarakat saat ini sangat didominasi oleh budaya instan dan hamper melupakan sebuah proses. Padahal proses akan mengajarkan seseorang untuk lebih bijak dan lebih siap mnhadapi tantangan. Ulat saja memerlukan sebuah proses untuk menjadi kupu-kupu. Demikian juga dengan batik, ketekunan dan kesabaran disertai sikap konsisten barulah menjadi selembar kain indah. Tentu saja hal ini bertolak belakang pada kehidupan masyarakat saat ini. Banyak yang berkeinginan sukses tanpa proses. Jalan pintas asalah jalan yang dipilih. Sayangnya sikap serba instan ini sudah menjadi penyakit menular bahkan menjangkiti para pembuat kebijakan.

Kegiatan membatik mengajarkan kemandirian. Seperti yang diketahui, semua bahan untuk menghasilkan kain batik berasal dari dalam negeri, dibuat oleh masyarakat sendiri, yang dibuat di berbagai skala industry mulai dari ruh tangga hingga pabrik. Tidak ada impor yang ada hanya ekspor. Secara tidak langsung, maka inilah identitas dan semangat nasionalisme yang sesungguhnya. Boleh saja berbicara industry kreatif, namun pada hakikatnya kreatif tidak hanya sesuatu yang baru namun kreatif juga berarti mengembangkan dan menyempurnakan sesuatu menjadi hal yang memiliki nilai guna lebih dari sebelumnya.

Berkreativitas dengan melestarikan, merancang dan membangun batik adalah contohnya. Selain menjaga warisan budaya bangsa tetapi juga mengangkat kebudayaan kita sendiri agar tidak direbut bangsa lain apalagi punah. Belajar dari batik, walau setiap daerah memiliki kekhasannya sendiri tetapi bisa disatukan dengan batik. Hal tersebut membuat batik Indonesia menjadi lebih indah dengan keberagamannya, seperti halnya sebuah batik yang terlihat indah dengan warna-warni dan motif yang beragam. Semua orang bisa menikmati dan mengapresiasi batik sebagai budaya daerah yang menjadi budaya bangsa dengan rasa bangga dan saling menghargai.

Semoga lewat batik ini, identitas dan budaya positif bangsa tertanam pada jiwa masyarakat Indonesia sehingga mampu membangun semangat nasionalisme hingga membawa Indonesia sejajar dengan bangsa-bengsa maju di dunia. Mari juga mengingatkan bahwa pengakuan batik oleh UNESCO sebagai “Intangible Cultural Heritage” pada 2009 lalu, merupakan bentuk pengakuan strategis terhadap eksistensi batik dan nilai pentingnya bagi peradaban dan perkembangan kebudayaan di Indonesia. Penghargaan ini harus diteruskan dengan langkah kongkret untuk membuat batik sebagai suatu budaya yang hidup. Masih ada banyak warisan budaya Indonesia yang perlu dijaga kelestariannya sebagai jati diri dan identitas bangsa. Semua itu perlu kita wariskan kepada anak cucu sepertinya halnya batik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun