Mohon tunggu...
Riska AmeliaPutri
Riska AmeliaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pertanian dan bisnis

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Sebagai Alternatif Unsur Hara

7 Februari 2021   23:15 Diperbarui: 8 Februari 2021   00:01 4212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guna mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan, pemerintah terus bekerja keras meningkatkan produksi pertanian, khususnya tanaman kedelai. Di Indonesia tanaman kedelai ini banyak dimanfaatkan untuk produksi tahu, tempe, kecap, susu atau bahan dasar lainnya yang digunakan untuk memenuhi gizi manusia. Berdasarkan tingkat kebutuhan pangan nasional pada tahun 2025, dibutuhkan 4,7 juta lahan baru. Untuk mewujudkan produksi kedelai dibutuhkan areal tanam seluas 2 juta hektar. Di sisi lain, sebagian lahan yang tersedia kurang optimal, termasuk lahan terdegradasi atau terlantar. Berbagai kendala di lahan ini dapat diatasi melalui penerapan teknologi, salah satunya memanfaatkan limbah cangkang telur sebagai pupuk dan penetral tanah yang asam.

Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tumbuhan polong-polongan dari famili legum, karena kandungan proteinnya yang tinggi dimanfaatkan sebagai bahan pangan lainnya. Namun dalam proses budidaya, petani terkadang menemui kendala yang menyebabkan hasil panen rendah. Penurunan hasil panen disebabkan karena ketidaksesuaian pengelolaan usahatani dengan kondisi iklim, waktu tanam, varietas dan metode usahatani yang digunakan. Salah upaya untuk menjamin ketersediaan kedelai secara berkelanjutan dan efektif secara kuantitas dan kualitas dapat ditempuh melalui budidaya yang tepat. Budidaya tanaman yang perlu diperhatikan salah satunya adalah penggunaan bahan organik. Pemupukan sangat diperlukan dalam budidaya tanaman dengan menggunakan bahan organik, karena didalam bahan organik tersebut terdapat berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman, sehingga penggunaan bahan organik merupakan salah satu komponen budidaya tanaman yang ramah lingkungan. Salah satu bahan organik yang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman adalah pemanfaatan limbah cangkang telur sebagai pupuk organik.

Limbah kulit telur merupakan salah satu jenis limbah yang diproduksi dalam jumlah besar oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan berkembangnya pengolahan makanan (memasak) hingga obat tradisional, serta tingginya konsumsi telur oleh masyarakat sehingga limbah cangkang telur terus diproduksi setiap hari. Setiap jenis limbah yang dihasilkan berdampak pada lingkungan, termasuk limbah cangkang telur. Berdasarkan senyawa tersebut, limbah kulit telur termasuk dalam kategori limbah organik, yaitu limbah yang berasal dari hayati (alami) yang mudah terurai.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah limbah cangkang telur adalah dengan memanfaatkan kembali limbah cangkang telur sebagai pupuk cangkang telur (pupuk organik). Menurut studi Butcher dan Miles (1990) oleh Nurjanah et al. (2017), cangkang telur mengandung 95% kalsium karbonat (CaCO3), 3% fosfor (P), dan 3% terdiri dari magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), dan komposisi seng (Zn), mangan (Mn), besi (Fe) dan tembaga (Cu). Unsur-unsur tersebut merupakan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, perkembangan dan metabolisme tanaman. Tentunya, kebutuham unsur hara ini sangat diperlukan untuk tanaman kedelai. Apalagi, jika kondisi pada lahan yang akan ditanami tumbuhan kedelai tersebut mengalami masalah. Maka kebutuhan akan unsur hara akan sangat penting.

Umumnya, terdapat kendala dengan penggunaan lahan yang akan digunakan untuk menanam kedelai. Faktor-faktor yang menjadi kendala tersebut antara lain: keasaman tanah yang tinggi, struktur tanah yang buruk, bahan organik yang tidak mencukupi dan unsur hara yang rendah seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Keadaan ini sangat tidak baik untuk media pertumbuhan kedelai, sehingga harus dilakukan suatu perlakuan. Caranya yaitu dengan memperbaiki kondisi tanah. Perbaikan kondisi tanah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: pemberian kapur untuk menurunkan keasaman tanah dan pemberian pupuk untuk menambah unsur hara tanah. Namun, kapur dan pupuk sangat mahal harganya di pasaran, cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti kapur dan pupuk dengan bahan lain. Bubuk kulit telur bisa digunakan sebagai pengganti bahan ini. Serbuk kulit telur mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang dapat meningkatkan pH tanah, sehingga meningkatkan pemanfaatan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kedelai.

Hasil analisis keanekaragaman dan pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa setiap plot menghasilkan limbah cangkang telur hingga 1,2 kg (setara dengan 2000 kg dolomit) yang memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, terutama jumlah cabang kering. Bobot benih tiap tanaman dan tiap petak akibat pemberian limbah cangkang telur 1,2 kg per petak dapat meningkatkan pH tanah dari 4,15 menjadi 5,40. PH tanah merupakan salah satu ciri tanah yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap tanaman. Peningkatan pH menyebabkan peningkatan pemanfaatan jumlah besar unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman kedelai.Peningkatan pH dan peningkatan pemanfaatan unsur hara di dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah, sehingga tanaman dapat merespon unsur hara dalam bentuk pupuk. Semakin tinggi peningkatan pH dengan pH yang dibutuhkan oleh tanaman, semakin baik pula laju pertumbuhan dan hasil tanaman. Selain dapat meningkatkan pH tanah, limbah cangkang juga dapat meningkatkan kandungan kalsium (Ca). Menurut penelitian Lingga dan Marsono (2007), Ca pada tumbuhan berperan dalam merangsang pembentukan rambut akar, pengerasan batang dan merangsang pembentukan benih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun