Mohon tunggu...
Riska Nur hanifah
Riska Nur hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Riska Nur Hanifah adalah seorang mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta, yang tengah menempuh pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling Islam. Selain menjalani peran sebagai mahasiswa, Riska juga dikenal sebagai seorang aktivis yang aktif dalam berbagai organisasi, baik di dalam maupun di luar kampus. Keterlibatannya dalam organisasi tersebut mencerminkan komitmennya untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungannya. Di sela-sela kesibukan akademis dan organisasinya, Riska menyalurkan hobinya dalam membaca, menulis, memasak, dan traveling. Dia selalu bersemangat mencoba hal-hal baru, yang menambah wawasan dan pengalamannya. Kecintaannya pada literasi dan kuliner seringkali membawa Riska ke berbagai tempat, mencicipi berbagai budaya, dan menulis tentang perjalanannya. Selain itu, Riska memiliki minat khusus dalam isu-isu gender dan kesehatan mental. Dia sering menulis artikel dan esai yang mengangkat kedua topik tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat. Tulisan-tulisannya memberikan pandangan yang mendalam dan edukatif, serta mendorong diskusi konstruktif di kalangan pembacanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Paradoks Industri Ekstraktif: Kemakmuran Ekonomi vs Ancaman terhadap Perempuan di Indonesia

10 Juni 2024   19:54 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri ekstraktif seperti pertambangan, produksi minyak dan gas, serta kehutanan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.Namun di balik janji kemakmuran tersebut, terdapat juga dampak negatif yang sering dialami oleh perempuan di masyarakat sekitar perusahaan industri ekstraktif.Sejumlah penelitian dan laporan oleh organisasi non-pemerintah menemukan bahwa perempuan adalah korban paling rentan dari pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan seksual, dan eksploitasi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dan karyawannya.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja di bidang pertambangan, pengeboran, dan kehutanan mengalami berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan.

Laporan  Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menemukan kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, dan eksploitasi seksual terhadap perempuan lokal yang dilakukan pekerja industri pertambangan.
Selain itu, keberadaan industri ekstraktif juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada kehidupan perempuan, seperti rusaknya lahan pertanian dan sumber air bersih.

Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah tegas untuk melindungi hak-hak perempuan di  industri pertambangan.
Penuntutan tegas harus dilakukan terhadap pihak-pihak yang menyebabkan kekerasan dan diskriminasi.

Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa perusahaan pertambangan mematuhi peraturan dan standar keselamatan dan lingkungan yang berlaku. 

Partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan terkait industri ekstraktif juga perlu ditingkatkan agar suara dan kepentingan mereka dapat tercermin.

Hanya melalui upaya bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat kita dapat memastikan bahwa industri ekstraktif tidak lagi menjadi ancaman terhadap keselamatan dan kesejahteraan perempuan  Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun