Persimpangan Jalan Bapak Ampi menjadi tempat berlabuh sebuah kapal laut bernuansa putih krem, lengkap dengan menara mercusuarnya. Cukup aneh karena kapal laut ini berada di tengah-tengah pemukiman Cimahi yang tidak memiliki laut. Rupanya, kapal ini merupakan arsitektur Masjid Jami' Al-Baakhirah.
Di ujung badan depan kapal terdapat lambang Kota Cimahi, menunjukkan kota asal kapal ini. Sisi kanan kapal terdapat tugu bertuliskan Bapak Ampi, Baros RW 05. Sedangkan, sisi kiri berdiri tugu bertuliskan Kebon Sari, Baros RW 06, menandakan pemisah di persimpangan jalan
Selain arsitektur yang unik, interior masjid didesain secara detail. Di bagian depan kapal terdapat ornamen jangkar putih yang bersandar di atas tugu bertuliskan "Nahkoda Haji Budianto" sebagai dedikasi atas peninggalan beliau.Â
Di sisi kanan geladak dan pagar pintu masuk terpasang pelampung karet asli. Ketua DKM Jami' Al-Baakhirah Testa Radenta sekaligus putra Alm. H. Budianto mengaku, pelampung diambil langsung dari bekas kapal yang pernah dibawa ayahnya.
Memasuki teras masjid, terdapat bedug yang menyambut dari tepi kanan teras. Pagar di sisi anak tangga pintu masuk juga diberi detail jangkar, ditambah atap rendah dan desain lantai yang terbuat dari kayu menambahkan nuansa kapal laut. Berjalan menuju pintu masuk masjid, disambut oleh foto Nahkoda H. Budianto lengkap dengan miniatur kapal yang pernah dibawanya.
Memasuki ruang tengah atau badan kapal yang difungsikan sebagai tempat salat, terlihat interior yang modern. Seluruh dinding dilapisi keramik marmer. Bahkan, kotak amal yang tertanam menempel dinding masjid pun dilapisi keramik marmer.Â
Di sisi kanan dinding terdapat ornamen bertuliskan arab dengan warna kontras hitam dan putih. Ruangan dengan luas bidak tanah 200 meter persegi ini dapat dipenuhi oleh sekitar 100 jemaah.
"Kalo jumlah untuk masuk ke sini 100 orang-an, itu sudah termasuk ke luar, kalo Jum'atan mah bisa sampai membludak ke jalan," ungkap Pengurus DKM Jami' Al-Baakhirah, Nana Sumarna.
Layaknya badan kapal, di sekeliling tepi atas ruangan ini terdapat jendela-jendela berbentuk trapesium. Tepat di bagian atas mimbar, terdapat jendela persegi panjang transparan yang mengarah langsung ke ruang anjungan atau ruang kemudi. Tempat yang berada di lantai dua ini dapat dilalui dengan menaiki anak tangga tanpa pegangan yang luasnya satu badan orang dewasa.