Bahkan benar kata Abang Siregar, saya juga bahkan tidak berani membuka HP saya, karena saya akan melihat bulian dan meme-meme yang semakin membuat saya susah tidur seperti tulang Sinaga.
Nah, hal-hal begini mengapa menjadi tanggungan penggemar, dimana penggemar tim yang kalah akan menerima bulian, bukan hanya sekadar dari orang-orang sekitar, tapi jaman millenial ini juga menumbuhkan satu tekanan psikis baru, yaitu dengan membuat meme-meme yang bersifat menjatuhkan bukan hal-hal yang membangun.
Sangat disayangkan, harusnya kita bisa saling bersikap sportif, kalah menang kan biasa dalam pertandingan, namanya saja pertandingan, pasti ada kalah menangnya tohh. Memang ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa menjatuhkan tim lawan (karena saya juga pernah melakukan itu), apalagi musuh bebuyutan ya, seperti duel maut el-classico yang akan jadi rival disepanjang masa, dimana para Cules dan Madridista yang akan saling memanas-manasi (bukan saling lempar api ya, tapi saling bully mem bully), tapi bukankah itu sangat egois bukan?
Hanya demi kepuasan batin sendiri, kita malah menjadi sandungan yang tidak membangun untuk orang lain. Tak jarang juga kita mendengar berita dimana sampai ada yang rusuh-rusuhan, sampai bentrok dan saling pukul-pukulan antar penggemar, jangan tanya deh siapa (sebut saja dalam hati Jack Mania dengan Viking). Ahh, sangat tidak membangun bukan.
Saya juga terbayang dengan beban psikis yang juga ditanggung oleh Lionel Messi dan pemain Argentina lainnya atau mungkin Jerman yang bahkan tidak lolos ke babak 16 besar. Sangat tidak membangun bukan?
Coba kita renungkan bersama.
_Riska Kaloko_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H