Mohon tunggu...
Riska Amelia
Riska Amelia Mohon Tunggu... Freelancer - Absurd

Seorang yang suka dengan sastra dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pejalan Tua

9 Maret 2022   10:54 Diperbarui: 9 Maret 2022   10:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Jalan sepi,
Tidak ada satu pun kendaraan, orang, ataupun malaikat
Tapi, pejalan tua terus berjalan hati-hati
Sambil menghitung langkah kaki, pejalan tua diam-diam mengamati

Tetap tidak ada seorang pun, bahkan ketika hari sudah nyaris tenggelam
Sepanjang jalan pejalan tua hanya melihat bayangannya yang rapuh
Yang juga hilang di tengah kegelapan—
di tengah-tengah kehampaan

Di tengah malam yang terkutuk
Di tengah jalan pejalan tua hanya bisa meringkuk
Menunggu pagi,
Menunggu cahaya,
Menunggu kawan, serta
Menunggu Tuhan memanggil namanya, lagi.

09 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun