Oleh : Riska Ayu Astuti ( email : rayuastuti12@gmail.com )
Tulungagung merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 1.056 km. Wikayah ini terbagi menjadi 19 Kecamatan, 257 desa dan 14 kelurahan. Posisi Kabupaten Tulungagung yang berbatasan langsung dengan samudra hindia mendatangan keuntungan tersendiri bagi wilayah tersebut.Â
Kota wisata merupakan julukan dari Kabupaten Tulungagung. Potensi yang dimiliki juga sangat beragam, seperti potensi industri, perikanan dan kelautan, kuliner, wisata dan budaya. Kebudayaan masyarakat Tulungagung masih meyakini kepercayaan nenek moyang, salah satunya adalah masalah perumahan. Umumnya kepercayaan mereka rumah yang dibangun harus berada diatas tanah dan diusahakan satu keluarga berada pada satu area, dengan seiring berjalannya waktu konsep ini akan menyebabkan kepadatan pemukiman di area tertentu.
Kepadatan penduduk yang cukup tinggi akan menyebabkan semakin banyaknya pemukiman yang tumbuh di wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan kepadatan pemukiman yang memusat pada beberapa area akan menyebabkan lingkungan sekitar perumahan menjadi kumuh, karena kurangnya ruang terbuka yang menjadi nilai aestetic tersendiri dalam upaya pemanfaatan ruang. Menurut data pusat statistik kepadatan penduduk setiap tahunnya terus meningkat.Â
Dengan luas wilayah yang tidak bertambah akan menjadi faktor tumbuhnya pemukiman yang padat. Contohnya adalah wilayah Kampungdalem yang berada disebelah utara Polres Tulungagung, perumahan daerah tersebut terbilang kumuh karena jarak antar rumah sangat berdempetan, akses jalan juga terbilang kecil, jarak rumah dan jalan juga sangat mepet sehingga menyebabkan lingkungan tersebut terlihat kumuh. Ditambah dengan pengelolaan drainase yang masih kurang akan menambah masalah kekumuhan lingkungan tersebut.Â
Pemerintah desa setempat telah berupaya untuk membangun kawasan tersebut menjadi kawasan yang bersih, dengan mengadakan lomba kebersihan, perbaikan drainase dan lain-lain.Â
Sedikit masalah kekumuhan yang ada teratasi, namun tidak memperbaiki sudut pandang pengamat. Masyarakat yang tinggal di daerah tersebut telah terbiasa dengan keadaan yang seperti itu, dengan demikian akan sulit untuk mengedukasi mereka untuk menciptakan kawasan perumahan yang bersih dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek perumahan yang sehat.
Hari peringatan HUT RI dimanfaatkan pemerintah desa untuk mengedukasi masyarakat agar  menjaga kebersihan melalui lomba dan pemanfaatan sampah daur ulang. Dengan demikian setidaknya dapat memberi sentuhan aestetic yang akan membantu mengurangi masalah di area perumahan yang ada di daerah tersebut. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H