Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ISIS dan Propaganda Canggihnya: Waspadalah!

12 Maret 2015   12:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:46 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426137383763771653

Ketika baru saja iseng membuka berbagai situs berita online, saya tersenyum membaca kabar bahwa 16 WNI yang hilang telah ditemukan oleh pihak keamanan Turki. Walaupun kondisi mereka tengah ditahan di pusat imigrasi setempat, namun setidaknya mereka telah selangkah diselamatkan dari bahaya ISIS.

Kabarnya Turki berhasil menemukan 16 WNI tersebut berkat koordinasi dengan tim pencarian khusus dari Indonesia. Saat ini pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Ankara tengah berkoordinasi langsung dengan pemerintah Turki untuk mengurus kasus ini. Keenam belas WNI tersebut ditemukan tengah menuju perlintasan batas negara Turki dan Suriah.

Saya kagum dengan pemerintah Indonesia yang langsung bertindak cepat mengurus kasus ini. Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) segera bertindak menghubungi Kedubes Indonesia di Turki dan Interpol dalam upaya pencariannya. Tindakan pemerintah Indonesia ini, menurut saya sangat tepat mengingat bahaya ideologi yang dibawa ISIS sangatlah mengkhawatirkan.

ISIS sendiri memiliki dua propaganda untuk menarik dan merekrut anggotanya. Pertama untuk kesejahteraan atau motif ekonomi. Propaganda kedua adalah kehidupan akhirat

[caption id="attachment_372601" align="aligncenter" width="560" caption="pando.com"][/caption]

, yang menurut persepsi mereka, jika bergabung dan mati saat berjuang, maka mereka akan masuk surga.

ISIS juga merupakan organisasi teroris yang paling kaya. Mungkin saja mereka dijanjikan diberi uang dan fasilitas lengkap. Padahal faktanya justru mereka tidak akan tenang bila sudah masuk ISIS. Mereka adalah organisasi yang menganeksasi dua negara melakukan perampokan dan pembunuhan. Intinya, jangan sampai kita terlena oleh buaian tersebut.

Masuk ISIS sama saja dengan bunuh diri. Bayangkan mereka harus taat dengan pimpinan, ada jihad seks untuk pejuang, dan hidup di antara desing peluru. Mereka berbahaya karena lihai menggunakan media internet untuk melancarkan propaganda, serta merekrut para anggota di seluruh dunia.

Berbeda dengan cara terorisme dulu yang masuk dengan cara konvensional, kini ISIS melakukannya langsung ke individu melalui internet. Mereka membentuk ideologi sendiri terlepas dari organisasi di dunia nyata. Tiba-tiba mereka bisa membunuh orang lain. Jadi ideologi yang tanpa bentuk dan tanpa organisasi ini sangat berbahaya sekali dan harus diwaspadai di Indonesia.

Saya berpikir sepertinya semula tidak ada pikiran dari 16 WNI tersebut hijrah ke negara lain untuk berperang atau bergabung ISIS. Tapi setelah melihat di internet, mereka berpikiran di sana ada ideologi yang lebih menarik dibanding yang ada di Indonesia. Padahal penilaian itu tidak tepat.

Maka dari itu, mulai saat ini kita harus terus waspada terhadap propaganda ISIS melalui internet dan sumber lainnya. Semangat bersama menghalau propaganda ISIS akan menguatkan persatuan kita sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun