Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persatuan Indonesia dan Penguatan Demokrasi

29 Agustus 2024   20:25 Diperbarui: 29 Agustus 2024   20:35 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah masa reformasi tahun 1998, Indonesia memang masuk pada babak baru yang tidak saja jauh lebih bebas, namun juga menyenangkan bagi banyak orang. Orang tak lagi takut bersuara atau menyatakan sesuatu, karena zaman memang telah berubah tidak saja karena arus pengaruh global, namun beberapa perubahan yang juga menyangkut konstitusi dan gaya kepemimpinan di Indonesia. 

Sepuluh bahkan dua puluh tahun setelah reformasi, teknologi semakin berkembang dan memberikan kebiasaan dan pengaruh yang sangat berbeda dengan masa lalu. Masa kini orang bisa menikmati informasi secara terus menerus alias 24/7 , tidak saja melalui televisi (bahkan anak muda banyak yang meninggalkan televisi pada masa ini) Tidak saja pola informasi yang bisa dinikmati secara terus menerus, tapi juga hiburan, bahkan konflik dan lain sebagainya. Inilah kondisi demokrasi di Indonesia. 

Bahkan bisa dibilang Indonesia adalah contoh negara muslim yang punya kondisi demokrasi terbaik dibanding demokrasi di negara yang punya penduduk muslim besar di dunia. Turki misalnya. Berbeda dengan Turki, demokrasi di negara kita tidak bermusuhan dengan agama. Ini karena kita punya dasar dan filosofi Pancasila dengan sila pertamanya yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

Pancasila mampu mengkondisikan prinsip-prinsip demokrasi secara kuat dan sebagai konsensus bagi berbagai arus ideologi politik , keberagaman etnis dan agama di negara ini. The founding fathers (Pendiri bangsa) menjadikan Pancasila sebagai pondasi bagi prosedur demokrasiuyang memungkinkan adanya kompetisi, pergulatan dan perbantahan. 

Hal lain adalah semboyan negara kita yaitu"Bhineka Tunggal Ika" adalah energi dan kekuatan untuk merawat keberagaman. Bahkan banyak negara memberi julukan Indonesia sebagai laboratorium keberagaman etnis dan keyakinan. Indonesia diakui sebagai bangsa yang mampu menerima dan mengelola kebhinekaan sekaligus memperkuat demokrasi yang memang sudah sangat berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun