Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menciptakan Ruang Publik Dunia Maya yang Sehat

7 Desember 2016   22:58 Diperbarui: 7 Desember 2016   23:13 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Internet sudah tidak bisa dipungkiri, sudah tidak bisa dipisahkan dari segala aktifitas manusia. Internet tidak hanya merubah gaya hidup manusia modern, namun juga membantu segala kebutuhan organisasi, lembaga, perusahaan, hingga kementerian. Tidak hanya sebatas mencari teman, dunia maya mampu menciptakan aktifitas baru seperti jual beli online, perizinan online, laporan online, hingga aktifitas dunia maya lainnya. Semuanya itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Sayangnya, dibalik sisi positif dunia maya, juga tersimpan sisi negatifnya. Dunia maya yang awalnya santun, kini berubah menjadi beringas. Dunia maya yang awalnya menghargai keberagaman, kini seringkali mempermasalahkan keberagaman itu sendiri. Padahal kita tahu, Indonesia bisa tumbuh sebagai negara berkembang karena keberagamannya. Kekayaan budaya Indonesia telah membuat negeri ini terkenal hingga penjuru dunia. Karena itulah menjadi aneh, jika dalam era keterbukaan seperti sekarang ini justru ada yang mempersoalkan keberagaman itu sendiri.

Dunia maya memang tidak mengenal batas geografis. Orang dari negara mana pun, bisa berkumpul menjadi satu dalam sebuah percakapan, permainan, diskusi ataupun aktifitas lain. Dunia maya telah berubah menjadi ruang terbuka, yang bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Meski bersikap terbuka, sudah semestinya ada aturan main yang jelas ketika beraktifitas di dunia maya. Saling menghormati harus tetap dijaga antar sesama. Tidak saling menebar kebencian, demi terciptanya kondisi yang tenang, menyenangkan dan penuh kedamaian.

Kenapa hal ini perlu diingatkan? Karena dunia maya saat ini telah mulai beralih fungsi. Dunia maya yang seharusnya menjadi tempat yang ramah kepada saja, justru berubah menjadi tempat yang sama sekali tidak ramah. Status di jejaring sosial mulai banyak yang menjelekkan orang lain. Blog yang muncul mulai berisi ajakan kekerasan, ajakan jihad yang sebenarnya melanggar agama. Media sosial juga mulai dibanjiri video eksekusi tawanan ISIS. Ironisnya, tindak kekerasan itu dibungkus dengan nilai-nilai keagamaan.

Mari menjadi pengugna internet yang sehat. Mari ajak semua orang agar bisa mengakses internet secara sehat. Saatnya memperbanyak pesan damai di dunia maya. Agar pesan negatif, provokasi dan penghakiman tanpa dasar tidak lagi ada di dunia maya. Aktifitas negatif tersebut harus pelan-pelan dihilangkan dari dunia maya. Generasi mendatang harus diajarkan toleransi antar umat beragama. Agama apapun yang ada di bumi ini, mengajarkan tentang kebaikan. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan keburukan. Bersihkan dunia maya dari segala pengaruh buruk. Jadikan dunia maya sebagai ruang publik, yang bisa diakses oleh siapa saja, dari usia berapa saja.

Dengan menjadikan dunia maya sebagai ruang publik yang sehat, maka secara tidak langsung kita juga turut mencetak generasi yang sehat. Generasi yang tidak mengedepankan kebencian, dan senang merangkul siapa saja yang mengharga perbedaan. Dengan menciptakan ruang publik yang sehat, dunia maya tidak lagi dijadikan ruang untuk menyebarkan konten negatif. Sebaliknya, ruang publik yang sehat, akan digunakan untuk kepentingan yang bisa merekatkan hubungan manusia satu dengan manusia yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun