Mohon tunggu...
Girisha
Girisha Mohon Tunggu... Administrasi - sukamakan

halo

Selanjutnya

Tutup

Film

Nonton "Lima" Bareng-bareng

13 Juni 2018   22:51 Diperbarui: 13 Juni 2018   23:12 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Hai, apakabar semuanya?

Jadi aku dapat kabar bahwa ada acara nonton bareng Film Indonesia yang berjudul "LIMA", awalnya sempet tidak tertarik (seperti: Lima? Film apasih itu? Drama Romantis ya? Horor?). Ternyata Film ini bisa dikaitkan dengan Pancasila lho karena idenya sendiri diambil dari lima sila pancasila. Saat itu juga aku tertarik untuk tonton, gimana engga? karena aku baru ngerasa genre Film ini baru pertama kali yang ada. Mikirnya sih film ini semacam politik-politik gitu terus kaya ngerasa takut keberatan aja nontonnya (aka takut gak nyambung) hahahaha. Setelah menonton, bagus banget pesan yang didapat.

Untuk pertamakalinya aku nonton Film Indonesia dengan begitu campur aduk (tbtb sedih, terus kasihan, iba, bahkan terharu). Di sutradarai oleh Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo. Menariknya, Film Lima dibuat untuk menyambut hari lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni.

Berawal dari cerita sehari-hari, ada sebuah keluarga Ibu Maryam dengan 3 anaknya yaitu Farah, Aryo, Adi dan Asisten rumah tangga Bi Ijah. Keluarga ini sangat penuh dengan toleransi karena Bu Maryam dahulunya beragama Non Muslim lalu beliau pindah sebagai seorang Muslim, Farah yang seorang Muslim, Aryo dan Adi beragama Kristen. Tapi, jarang sekali terjadi perdepatan diantara mereka, mereka saling sayang menyayangi.

Masalah datang silih berganti menghampiri anak-anak  Bu Maryam serta Bi Ijah asisten rumah tangga yang selama ini menemani mereka.

Fara menentukan atlit yang harus dikirim ke Pelatnas dengan tidak memasukkan unsur ras ke dalam penilaian, yang membuat Fara akhirnya lebih memilih untuk berhenti menjadi pelatih.  Aryo yang kehilangan pekerjaanya karena tidak bisa beradaptasi dengan dunia pasar. Adi yang sebagai saksi dari peristiwa  yang tidak berperikemanusiaan disini dia sampai harus membuat keputusan berani untuk mengatakan yang sebenarnya atau pura-pura tidak tahu karena tidak ingin ikut campur. Dan Ijah pulang kampung untuk bertemu dengan anak-anaknya malah harus menyelamatkan keluarganya sendiri menuntut keadilan.

Setelah menonton Film "Lima" ini aku jadi banyak dapat pesan moral. Salah satunya kita semua adalah Bhineka Tunggal Ika, saling bertoleransi, jika kita menghadapi sebuah peristiwa yang tidak adil didepan mata kita janganlah kita menutup mata, karena jika kita menutup mata itu sama saja kita tidak berprikemanusiaan dan jangan main hakim sendiri.

URL : https://www.shopback.co.id/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun