Mari renungkan bahwa masyarakat Timpeh itu sangat membutuhkan pemberdayaan baik dalam aspek ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, dan pendidikan. Namun, dalam proses pemberdayaan tersebut, terdapat berbagai macam tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Mulai dari siapa yang akan ikhlas melakukan pemberdayaan, apakah masyarakat menerima dan peduli akan kedatangan orang-orang hebat untuk melakukan pemberdayaan, apakah masyarakat mampu menerima modernisasi cara berpikir, apakah elit masyarakat yang ada di Timpeh mau menerima dan terbuka akan pemberdayaan tanpa adanya saling senggol berupaya menjatuhkan satu sama lain, dan tantangan lainnya. Ini menjadi tugas bagi generasi cerdas dan berpendidikan yang ikhlas membangun Timpeh agar menjadi lebih maju, berdaya saing, dan memiliki masyarakat yang hebat, solidaritas, cerdas, kretaif, serta inovatif.Â
******
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 dan wilayah perairan seluas 6,32 juta km2. Â Indonesia mencakup lebih dari 17.000 pulau, termasuk 5 pulau utama (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua). Dengan populasi penduduk yang mencapai lebih dari 280 juta jiwa (2024), menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Indonesia dikenal dengan keberagaman budaya, bahasa, dan agama.
Terdapat lebih dari 1.300 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah digunakan. Agama mayoritas adalah Islam, tetapi Indonesia juga menjunjung tinggi toleransi dan menghargai serta menghormati keberagaman agama lain seperti Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.Â
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki angka kemiskinan cukup tinggi dan jumlah anak-anak yang mampu mengakses pendidikan juga belum merata dengan fasilitas yang berkeadilan. Pada tahun 2024, terdapat sekitar 25,22 juta penduduk yang tergolong miskin. Pemerintah menargetkan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin melalui berbagai intervensi seperti program pengurangan pengeluaran keluarga miskin dan peningkatan pendapatan.Â
Melihat pada masa lampau, khususnya pada zaman bapak Soeharto, program transmigrasi menjadi salah satu kebijakan utama untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di Indonesia. Program ini dirancang untuk memindahkan penduduk dari daerah padat, terutama di pulau Jawa, Bali, dan Madura, ke daerah yang lebih jarang penduduknya seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tenggara.
Program ini dianggap sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional sekaligus pemerataan demografi dan ekonomi. Adapun tujuan dari program transmigrasi yaitu untuk mengurangi kepadatan penduduk, meningkatkan kesejahteraan transmigran, meningkatkan produktivitas daerah tujuan, dan memperkuat integrasi nasional. Adapun pelaksanaan program yang diterapkan yaitu;Â
- Lahan pertanian sekitar dua hektar
- Rumah sederhana
- Bibit, alat pertanian, dan bantuan biaya hidup selama beberapa tahun pertama
- Fasilitas umum seperti jalan, sekolah, puskesmas, dan tempat ibadah di kawasan transmigrasi
Program transmigrasi melibatkan koordinasi lintas kementrian, termasuk Kementrian Transmigrasi, Kementrian Pertanian, dan Kementrian Dalam Negeri. Pada masa puncaknya, transmigrasi berhasil memindahkan jutaan penduduk. Program transmigrasi memberikan dampak positif seperti penurunan kemiskinan karena terbukanya peluang ekonomi baru melalui pertanian, sehingga meningkatkan pendapatan mereka. Daerah-daerah terpencil yang sebelumnya tidak berpenghuni atau tidak produktif menjadi berpenghuni dan mulai berkembang menjadi kawasan pertanian dan pemukiman baru. Kemudian, program transmigrasi ini membantu mengurangi kesenjangan antara pulau Jawa dengan wilayah di luar pulau Jawa.Â
Namun, program transmigrasi juga menghadapi tantangan dan kritik seperti; Konflik sering terjadi antara penduduk lokal dan transmigran karena perbedaan budaya serta ketimpangan dalam akses sumber daya, Pembukaan lahan untuk transmigrasi sering menyebabkan deforestasi dan kerusakan ekosistem, tidak semua transmigran berhasil bertani karena keterbatasan keterampilan dan minimnya dukungan teknis sehingga banyak yang kembali ke daerah asalnya atau tetap hidup dalam kemiskinan, dan program transmigrasi telah menghabiskan dana besar, namun efektivitasnya dalam jangka panjang masih menjadi perdebatan.Â
Timpeh merupakan sebuah wilayah yang ada di Nagari Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Timpeh adalah hasil dari program transmigrasi yang dilaksanakan pada era Orde Baru. Transmigran yang menetap di wilayah ini awalnya harus menghadapi berbagai macam tantangan, seperti membuka hutan belantara, beradaptasi dengan lingkungan alam yang baru, serta membangun kehidupan dari nol. Para transmigran membawa tradisi, budaya, dan kebiasaan dari daerah asal mereka, tetapi juga harus belajar berbaur dengan adat dan budaya masyarakat Minangkabau setempat.Â