[caption id="attachment_262350" align="alignleft" width="300" caption="Keindahan Pantai Segara Anakan"][/caption] Pulau Sempu sudah tidak asing lagi untuk para penggemar eksotisnya alam, apalagi yang masih sangat alami. Letaknya tersembunyi dan masih dalam wilayah konservasi mungkin menjadi salah satu penyebab Segara Anakan, salah satu pantai di Pulau Sempu yang sangat indah ini bisa terjaga meskipun tidak 100% tidak mengalami gangguan manusia. Satwa liar masih terlihat seperti kera, ular dan sejenis biawak seukuran panjang 1m. Hanya sayangnya, sampah plastik, kertas, kemasan obat masuk angin, rata menghiasi setiap rentang langkah kaki selama melintasi tanah pulau ini. Jika Pantai ini mudah dijangkau, dan bukan wilayah konservasi akan lebih banyak sampah di setiap jengkal tanahnya dan bisa hilang sebutan 'surga tersembunyi'. Tepat pukul 10.00 menginjakkan kaki di kota Malang. Pulau Sempu menjadi target utama saya dan seorang teman yang sudah merencanakan perjalanan ini dari dua minggu yang lalu. Sampai di kota Malang, dijemput oleh mobil sewaan, kami berangkat ke Pantai Sendang Biru. Ada angkutan umum menuju Pantai Sendang Biru, namun angkutan dari 'bawah' berupa angkot yang jalan jika sudah penuh. Jadi bersiap menunggu lama atau tidak jadi berangkat jika penumpang tidak penuh juga. Perjalanan selama 2 jam, cukup panjang dan melewati jalanan yang berkelok-kelok (perbukitan). Diselingi makan siang, hingga akhirnya kami tiba di pantai Sendang Biru pukul 13.00. Karena Pulau ini adalah kawasan yang dilindungi, bukan daerah wisata, maka kami harus mengurus ijin masuk resort Konservasi Wilayah Pulau Sempu. Umumnya pengunjung pulau Sempu menginap (camping) dan kembali keesokan harinya. Dalam pikiran kami, tidak terlalu jauh dan bisa langsung kembali sebelum gelap. Kami menggunakan jasa seorang Guide, Pak Suprayitno yang merupakan kelompok binaan dari Resort Konservasi. Jadi seperti mengikuti kuliah kehutanan, memahami jenis kayu dan pepohonan yang ada di sepanjang perjalanan menuju Segara Anakan. Sekitar sejam perjalanan yang sangat menguras energi. Naik dan turun, melewati jalanan yang cukup licin. Baju kami bahkan menajdi basah karena keringat. Perjalanan ini tidak baik untuk yang memiliki penyakit beresiko seperti asma, dan anak kecil, kecuali jika ada yang bersedia menggendong jika terjadi sesuatu gangguan penyakit. [caption id="attachment_262351" align="aligncenter" width="300" caption="hutan yang harus dilewati"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H