Mohon tunggu...
Danang Risdiarto
Danang Risdiarto Mohon Tunggu... -

Abdi Negara, Mahasiswa Pascasarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Universitas Indonesia. Twitter: @Risdiarto. E-mail: risdiarto@gmail.com. Facebook & Path: Danang Risdiarto

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Insting Mourinho

15 Maret 2011   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pelatih yang hebat tentu harus juga memiliki insting yang hebat. Insting sang pelatih ini amat berguna untuk mengetahui kualitas seorang pemain yang akan dimainkannya. Jose Mourinho adalah tipe pelatih yang memiliki insting nomor wahid. Ia mampu melihat potensi besar seorang pemain yang akan menjadi andalan di timnya.

Hal ini telah dibuktikannya sejak melatih FC Porto. Mourinho melihat bakat besar Deco, playmaker kelahiran Brasil yang ironisnya justru disia-siakan oleh para pelatih tim nasional Brasil. Dibawah kepelatihan Mourinho, Deco terbukti mampu menjadi bintang di Porto dan juga di timnas Portugal kala itu.

Saat hijrah ke Chelsea musim 2004/2005, Mourinho langsung memboyong Didier Drogba dari Marseille. Banyak pihak yang meragukan keputusan ini karena meragukan kualitas Drogba, namun Mourinho mampu memoles Drogba menjadi bomber subur dan berbahaya di Liga Inggris hingga saat ini.

Ketika menangani Inter Milan kembali Mourinho menujukkan insting tajamnya sebagai The Special One saat membeli Wesley Sneijder yang baru saja didepak dari Real Madrid. Setelah bakatnya disia-siakan oleh Madrid, di musim pertamanya bersama Inter Sneijder berhasil menjadi roh permainan Inter dan mengantar Nerazzuri meraih treble musim kompetisi 2009/2010.

Dan kini kala melatih Real Madrid, Mourinho sekali lagi membuktikan kepiawaian instingnya sebagai pelatih. Di tengah berbagai kritik dan hujatan terhadap Karim Benzema karena permainannya yang tak kunjung membaik sejak direkrut musim 2009/2010 lalu, Mourinho justru bersikeras mempertahankan pemain asal Prancis tersebut. Mourinho memberikan kepercayaan penuh pada Benzema saat striker utama Madrid, Higuain cedera. Dan sekali lagi insting Mourinho terbukti tepat. Benzema mampu membalas tuntas kepercayaan sang pelatih dengan permainan ciamik serta gelontoran gol-golnya ke gawang lawan.

Semua hal tersebut diatas membuktikan bahwa seorang pelatih hebat tidak hanya diukur dari kemampuannya menguasai teknis permainan semata tetapi juga dinilai dari instingnya dalam menilai kemampuan seorang pemain. Mourinho adalah contoh yang paling baik untuk membuktikan hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun