Mohon tunggu...
Risda Guntari
Risda Guntari Mohon Tunggu... -

mahasiswa,hoby memasak, menulis sebagai sarana untuk menuangkan ide-ide yang tidak bisa diucapkan,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Kisah Nyata Perjalanan Cinta] Mencintaimu Dalam Diam

8 April 2014   23:03 Diperbarui: 4 April 2017   17:53 32031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua berawal dari ketidaksengajaanku mencintaimu, hingga mampu membuatku terjatuh kelubang terkelam dalam hidupku. Aku tak pernah menyangka hidupku akan berubah begitu drastis setelah aku mengijakan kakiku dikampus ku yang tercinta. Sebelum melanjutkan ceritanya, sebut saja namaku Rina, gadis biasa yang berusaha mencintai dengan sempurna dibalik segala kekuranganya.

Untuk pertama kali aku melihatnya, saat itu tak pernah terbersit olehku akan jatuh cinta padanya, namun waktu berkata lain,  dan semua berubah saat itu. Sebut saja namanya chiko, pertemuanku denganya berawal saat pertama kali masuk kuliah, aku masih ingat sekali bagaimana kronologi pertemuanku denganya, yang tak mungkin aku lupakan.

Tahun 2010, tanggal pastinya aku lupa, Pagi itu sekitar pukul 07:00 kita ada mata kuliah olahraga, dan diharuskan membentuk kelompok, satu kelompok sekitar 10 orang, dan saat semua orang sudah menemukan kelompoknya masing-masing, hanya aku yang kebingungan karena belum mendapatkan kelompok, dalam kebingunganku, tiba-tiba  Chiko mendatangiku dan mengajaknya bergabung dengan kelompoknya, awalnya ku menolak, karena dikelompoknya dia ga ada ceweknya, tapi  Chiko bilang “udah gak papa, kan ada aku”, kata-kata itu meyakinkanku yang akhirnya membuatku bergabung denganya.

Kejadian pagi itu,belum menumbuhkan perasaa apa-apa, hingga suatu hari saat aku tengah berkumpul dengan teman-temanku, sebut saja namanya Sarah dan Wina, semua berawal ketika Wina bilang kalau dia sedang naksir sama teman sekampus kita sebut saja namanya Daru, dan Sarah pun demikian,

“Rina kita udh ngasih tau gebetan kita nih, sekarang kamu kasih tau siapa gebetan kamu” ucap Wina

“apa?, gebetan?, aku gak punya hehehe” jawabku polos, karena memang saat tidak pernah terlintas untuk nyari gebetan di kampus

“ah masak gak ada sih, ayo donk kasih tau kita, siapa gebetanmu”, desak Sarah

Aku berfikir sejenak

“baiklah kalau kalian maksa, aku gebet Chiko aja deh” jawabku ngasal, aku pilih Chiko awalnya bukan karena aku naksir atau apa, tapi karena saat itu hanya dia yang aku tau

“apa?, Chiko?”, kata Sarah dan Wina kaget

“kenapa, ada yang salah” jawabku singkat

“gak sih, aneh aja, kenapa milih dia, emang sih dia ganteng tpi kan dia dingin ke cewe-cewe” jawab  Wina

“aku juga gak tau kenapa, aku tadi ngasal aja hehee” jawabku enteng

Sarah dan Wina saling berpandangan dan menatapku heran, mungkin mereka berfikir aku ini cewek aneh, masih banyak cowok lain, tapi kenapa memilih dia, cowok cool dan sikapnya dingin banget ke setiap cewek.

Setelah obrolan kita hari itu tentang gebetan ita masing masing, diam-diam aku mulai mencuri-curi waktu untuk sekedar melirik Chiko disela-sela perkuliahan. Dan mencari-cari sisilain yang membuatku memilih dia sebagai gebetanku.

***

Hari-hari ku lalui dengan terus memperhatikanya, terlalu sering aku memperhatikanya membuatku mengangguminya, hingga tanpa kusadari muncul rasa yang awalnya tak ku mengerti itu apa, dan aku tak tau pasti sejak kapan rasa itu menghuni hati ku. Ku coba terus mencari tau rasa apa yang menghuni hatiku, yang mampu membuatku sakit saat aku melihatnya dengan wanita lain, hingga akhirnya aku tau kalau itu cinta, terus ku yakinkan hatiku apakah aku benar-benar telah jatuh hati padanya, dan ternyata aku benar-benar telah jatuh cinta denganya. Ketidak sengajaanku yang berpura-pura jatuh hati pada Chiko di depan kedua temanku kini menjadi sebuah cinta yang teramat dalam.

Setelah ku tau kalau aku jatuh cinta padanya, ku coba menghapus rasa itu, namun semakin besar usahaku untuk menghapus rasa itu, semakin kuat cinta yang ku rasakan, hingga akhirnya kubiarkan rasa itu terus tumbuh dan berkembang, walaupun aku tau ini akan berakhir sakit. Dalam diam q terus mencintainya.

Berbulan-bulan lamanya ku simpan rasa ini sendiri, dan berharap tak ada satu orangpun yang mengetahuinya, termasuk dia. Cinta ku untuknya yang semakin hari semakin kuat, hingga akupun tak mampu lagi menyembunyikanya, akhirnya salah satu temanku menyadari ada cinta dimataku.

“Rina kamu lagi jatuh cinta ya?” tanya Sarah,

“hm eh, anu,,,iya,,” jawabku gugup dan tersipu malu

“ sama siapa, Chiko? tanyanya penasaran

“iya” jawabku singkat

“apa?, kamu beneran cinta sama dia?”  Sarah meyakinkan

“iya”

“kamu gak tau ya,  Chiko kan suka sama  Maya”

Ucapan Sarah sejenak membuatku tertegun, air mataku hampir saja keluar dari kedua kelopak mataku

Aku terus termenung, kata-kata Chiko suka dengan Maya terus terngiang di benaku, tapi ini adalah resiko yang harus ku tanggung

“Rina kamu gak papa?” tanya Sarah menganggetkanku

“aku gak papa” jawabku seraya tersenyum pahit

Walaupun sekarang aku tahu, dia mencintai wanita lain,yang pasti itu bukan aku, namun rasa cinta untuknya masih tetap sama, dan aku tetap berharap ada sedikit cinta yang tersisa untukku.

***

Tahun 2012 adalah tahun yang paling kelam dalam perjalanan hidupku, pada tahun ini aku harus menyaksikan orang yang sangat aku cintai melabuhkan cintanya pada dermaga cinta lain, yang merupakan temanku sendiri.

Setelah bertahun tahun lamanya aku menunggu, terus menjaga cinta ini, dan berharap dia akan melihat kesempurnaan cintaku, namun kini aku harus menerima kenyataan kalau cintaku telah hancur dalam waktu beberapa detik saja. Kini Chiko telah bahagia bersama Maya. Aku rela merasakan sakit asal Chiko bahagia, mungkin ini yang disebut pengorbanan cinta, rela sakit demi dia yang dicintainya.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya akan terasa begitu sakit, walaupun sejak awal sudah kupersiapan hatiku akan semua ini, namun masih tetap terasa begitu sakit.

Setiap kali aku melihatnya berjalan berdua, bergandengan tangan, atau sekedar ngobrol biasa, itu akan membuat hatiku terasa dihujam oleh sebilah belati yang sangat tajam.

Tapi entah mengapa, sakit yang ku rasakan ini tak mampu menghilangkan rasa cintaku padanya. Entah Cinta apa yang ku miliki untuknya hingga rasa sakitpun tak mampu merubah semua rasa sayang dan cintaku untuknya.

Kini tak ada lagi yang bisa kulakukan, engkau telah pergi, biarlah aku mencintaimu dalam diam, dan berharap semoga waktu mampu mengikis rasa cintaku untukmu, yang membuatku mampu membuka hati untuk orang lain, setelah sakit yang memuatku hancur berkeping-keping, yang tak akan penah kembali utuh lagi.

Sakit yang termat sangat yang diakibatkan oleh cinta, membuatku tak pernah percaya  kalau cinta itu indah, hatiku hancur karena cinta, semula aku berharap kalau kisah cintaku akan berakhir happy ending seperti di FTV yang sering ku tonton, namun kini aku menyadari cinta tak selamanya berakhir bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun