Desa Kesongo (05/12/2021). Tim KKN Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) KSR FKM UNDIP 2021 telah berhasil melaksanakan edukasi bahaya fisik dengan topik potensi bahaya perubahan iklim terhadap nelayan Rawa Pening di Desa Kesongo. Tujuan pemberian edukasi dengan topik tersebut yaitu agar nelayan dapat mengenali situasi yang akan dihadapinya berkaitan perubahan iklim saat bekerja sehingga mampu mengambil upaya K3 yang tepat. Edukasi dilakukan ke beberapa nelayan yang hendak berlayar di siang hari oleh Risda Farika Ilmaulia, salah satu mahasiswa KKN PHP2D KSR FKM UNDIP 2021.
Edukasi potensi bahaya perubahan iklim terhadap nelayan dilaksanakan hari Minggu, 5 Desember 2021 dan berlokasi di tepi Rawa Pening, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sebelum melakukan edukasi, mahasiwa mengidentifikasi keadaan terkini perairan Rawa Pening dari sudut pandang para nelayan. Hal yang diidentifikasi meliputi temperatur udara, frekuensi hujan turun, frekuensi matahari terik, kondisi air di tengah rawa, dan kedalaman rawa.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga ingin mengetahui terlebih dahulu tindakan apa yang akan diambil oleh nelayan apabila berada di suatu kondisi yang membahayakan keselamatan dan kesehatan selama bekerja. Sebagian besar upaya pengidentifikasian dilakukan dengan cara mewawancarai nelayan. Hasil identifikasi inilah yang nantinya akan disangkutpautkan dengan materi edukasi. Di akhir sesi, mahasiswa memberi rekomendasi kepada nelayan dalam menghadapi perubahan iklim.
Media penyampaian yang digunakan dalam edukasi berupa sebuah poster informatif. Konten poster meliputi pengertian nelayan, definisi bahaya fisik, arti dari perubahan iklim, macam-macam potensi bahaya perubahan iklim terhadap nelayan, serta dampak fisik perubahan iklim terhadap nelayan. Konten-konten tersebut dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami dan merujuk pada inti pesan yang ingin disampaikan.
Setiap lokasi kerja baik pekerjaan sektor formal maupun sektor informal memiliki risiko terhadap para pekerjanya mengalami gangguan kesehatan. Pada umumnya, para pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan terkait K3, terutama bahaya di lingkungan kerjanya. Salah satu jenis pekerjaan dalam sektor informal yaitu nelayan.
Selain masalah gizi, nelayan juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat mengancam produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang membahayakan. Lingkungan kerja yang berbahaya akan berisiko menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Tidak hanya itu, nelayan berpotensi terpapar bahaya pekerjaan karena memiliki kecenderungan tidak ada badan usaha atau pemilik yang bertanggung jawab secara langsung atas keselamatan dan kesehatan mereka. Oleh sebab itu, nelayan membutuhkan perhatian khusus dari pihak yang berwenang dalam urusan keselamatan dan kesehatan nelayan.
Dengan terlaksananya edukasi potensi bahaya perubahan iklim terhadap nelayan Rawa Pening, diharapkan para nelayan yang telah diedukasi dapat mempersiapkan berbagai hal sebelum berangkat bekerja seperti kesehatan fisik. Selain itu, nelayan dapat mengambil tindakan yang tepat ketika berada di kondisi lingkungan yang membahayakan akibat perubahan iklim selama bekerja.
Penulis : Risda Farika Ilmaulia