MINI RISET ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis Laporan Keuangan melalui Perhitungan Rasio Keuangan Likuiditas, Leverage, dan ProfitabilitasÂ
(Studi kasus pada 1 perusahaan Rokok di Indonesia)
Data awal
PT Gudang Garam Tbk adalah produsen rokok yang berpusat di Kota Kediri. Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1956 saat Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo membeli lahan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi milik Muradioso di Jl.Semampir II/l, Kota Kediri. Di atas lahan tersebut, Tjoa Ing-Hwie mulai memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah beroperasi selama dua tahun, pada tanggal 26 Juni 1958, Tjoa Ing-Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam.Â
Menurut sejarawan Dukut Imam Widodo, nama "Gudang Garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo yang sampai saat ini masih digunakan. Logo tersebut didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu karyawannya. Logo tersebut terlahir dari mimpi Tjoa Ing-Hwie yang melihat lima los gudang penyimpanan garam di dekat Stasiun Kediri. Pintu dari gudang yang ada di logo tersebut ada yang dalam keadaan terbuka, setengah tertutup, dan tertutup, dibuat sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa di puncak. (Wikipedia "Gudang Garam". Diakses pada 29 Nov 2023 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gudang_Garam )
Berikut grafik perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset pada satu perusahaan rokok di Indonesia dari tahun 2019-2022 :
Gambar 1. Grafik Perkembangan Ukuran Perusahaan Rokok di Indonesia Tahun 2019 s.d 2022
Berdasarkan grafik di atas jika melihat dari total asetnya terlihat bahwa tahun 2021 memiliki total aset yang lebih unggul dibandingkan tahun 2019, 2020, dan 2022, dari ketiga tahun tersebut jika dianalisis melalui teknik horizontal maka dapat diketahui bahwa tahun 2020 memiliki total aset yang lebih rendah. Pada tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan total aset sebesar -5%. Kemudian pada tahun 2020 ke tahun 2021 mengalami kenaikan total aset secara signifikan sebesar 20%. Tetapi pada tahun 2021 ke tahun 2022 kembali mengalami penurunan secara drastis yang mana total asetnya menjadi -7%.
Â